TEMPO.CO, Jakarta – Koalisi Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berpotensi mendapatkan mitra tambahan untuk mengusung calon presiden dalam pilpres 2019. Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Bulan Bintang (PBB) diprediksi akan segera bergabung.
Sinyal pembentukan koalisi semakin kuat setelah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais bertemu dengan tokoh Persaudaraan Alumni 212 (PA 212) Rizieq Shihab di Kota Mekkah, Arab Saudi pada Sabtu, 2 Juni 2018.
Baca: PAN: Ada Kesepakatan dari Pertemuan Amien, Prabowo, dan Rizieq
Anggota Dewan Kehormatan DPP PAN Dradjad Wibowo mengakui bahwa pertemuan itu menyepakati perlunya peningkatan komunikasi empat parpol menjelang Pilpres dan pemilihan legislatif 2019. Namun, formalitas partainya bergabung dengan Sekretariat Bersama Gerindra-PKS, yang telah dibentuk, akan ditentukan melalui keputusan Rapat Kerja Nasional PAN dalam waktu dekat. “Bagaimana hasilnya, kita tunggu saja nanti. Kalau antarparpol tentu komunikasi jalan terus,” kata dia ketika dikonfirmasi Bisnis.com pada Ahad, 3 Juni 2018.
Saat dihubungi terpisah, Ketua Divisi Humas PA 212 Novel Bamukmin mengungkapkan pertemuan di Mekah merupakan tindak lanjut dari Rapat Koordinasi Nasional PA 212 yang menghasilkan rekomendasi kriteria dan nama bakal calon presiden serta calon wakil presiden.
Baca: Rizieq Shihab Menolak Diusung Jadi Capres 2019
Menurut Novel, kepada Prabowo dan Amien, Rizieq Shihab menyampaikan agar Gerindra, PKS, PAN, dan PBB membentuk ‘Koalisi Keumatan’. “Kami berharap PAN dan PBB secara resmi bergabung dengan Gerindra dan PKS. Habib Rizieq juga menyampaikan hanya mendukung capres yang didukung koalisi dan direstui ulama 212,” kata dia.
Terkait jagoan koalisi, Novel mengatakan PA 212 masih mengacu pada hasil rakornas. Dalam rakornas itu, lima nama bakal capres dan sembilan nama bakal cawapres muncul untuk disorongkan kepada koalisi.