INFO NASIONAL-- "Mengapa Pancasila perlu disosialisasikan?", tanya Wakil Ketua MPR Mahyudin kepada ratusan mahasiswa yang memenuhi Aula Rumah Jabatan Walikota Samarinda, Kalimantan Timur, 2 Juni 2018. Pertanyaan itu dijawab sendiri oleh Mahyudin, "Karena bangsa ini gampang lupa".
Dipaparkan kita yang sudah dijajah selama 350 tahun oleh Belanda saja lupa hal yang demikian. Akibat lupa maka kita tidak pernah merasakan bagaimana rasanya dijajah itu. Menurut Mahyudin sebenarnya bangsa penjajah bukan bangsa yang hebat. "Kita yang beragam suku dan bahasa saat itu mudah dihasut dan diadu domba," ujarnya.
Baca Juga:
Mengutip pidato Soekarno di depan anggota BPUPKI, 1 Juni 1945, Mahyudin mengatakan bahwa untuk merdeka kita tak perlu memikirkan hal-hal yang njlimet. "Kita harus merdeka sekarang juga", ujar Mahyudin mengutip kata Soekarno saat itu. Saat itu bangsa Indonesia masih dalam kondisi miskin dan bodoh. Mahyudin menyebut hal yang demikian bukan halangan. "Arab Saudi merdeka, kondisinya juga sama," ungkapnya.
Dalam keadaan miskin tak punya uang malah membuat kepedulian dari masyarakat sendiri. "Masyarakat Aceh mengumpulkan uang, emas, dan barang berharga lainnya untuk membeli pesawat," ucap Mahyudin.
Sebagai bangsa yang berumur 73 tahun, dibanding dengan Amerika dan negara maju lainnya yang sudah ratusan tahun merdeka, Mahyudin mengakui bangsa Indonesia masih tertinggal di beberapa bidang. "Mereka maju wajar karena kita baru merdeka," paparnya. "Akibatnya kita juga baru belajar demokrasi. Banyak kekurangan yang ada diharapkan dimaklumi," katanya.
Baca Juga:
Untuk meningkatkan bangsa Indonesia dari bangsa berkembang menjadi bangsa yang maju, Mahyudin mendorong agar pendidikan masuk dalam area riset agar mampu menciptakan teknologi. Untuk itu diharapkan perguruan tinggi harus memikirkan riset.
Menjadi bangsa yang mampu menciptakan teknologi bagi Mahyudin sangat penting. "Agar kita tak menjadi bangsa konsumtif," ujarnya.
Untuk mendukung semua paparan di atas, bangsa ini harus paham dengan ideologi Pancasila. Sebagai bangsa yang menjadikan Pancasila sebagai dasar negara, Mahyudin ingin Pancasila menjadi perilaku keseharian. "Mahasiswa di Samarinda harus menjadikan Pancasila sebagai perilaku," tuturnya. (*)