TEMPO.CO, Bekasi - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta masyarakat tak terpengaruh oleh provokasi para politikus dalam setiap pemilihan umum. Perbedaan pilihan politik tak perlu sampai meretakkan hubungan sebagai masyarakat sebangsa dan setanah air.
"Jangan mau dikompor-kompori para politikus. Pakai akal jernih kita," kata Jokowi di Asrama Haji Bekasi, Jawa Barat, Kamis, 31 Mei 2018.
Jokowi meminta masyarakat memilih calon pemimpin, baik wali kota, bupati, gubernur, maupun presiden, dengan hati nurani dan yang terbaik. Menurut dia, pilihan politik yang berbeda bukan alasan dalam keretakan hubungan sesama bangsa.
"Pilih pemimpin yang paling baik. Setelah itu, rukun kembali. Jangan mau dikompor-kompori, sehingga dengan tetangga tidak saling sapa," ucapnya.
Masyarakat, ujar Jokowi, harus menyadari bahwa Indonesia adalah negara yang sangat besar dengan total penduduk mencapai 263 juta jiwa yang tersebar di 17 ribu pulau. Selain besar, Indonesia majemuk karena memiliki 714 suku dan 1.100 bahasa daerah.
Karena besar dan beragam, tutur Jokowi, penyelenggaraan pesta demokrasi di Indonesia selalu memakan biaya besar. Karena mahal, ia berharap masyarakat saling menjaga kerukunan. Sebab, jika masyarakat terpecah belah akibat pesta demokrasi, kata Jokowi, kerugiannya sangat besar.
FRISKI RIANA