TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah orang yang sempat mengenal Dawam Rahardjo menyampaikan kesan tersendiri akan figur cendekiawan muslim tersebut. Sebagian memandangnya sebagai guru dan aktivis yang gigih.
Komala Dewi adalah salah satunya. Dewi mengaku telah bekerja sebagai sekretaris Dawam lebih dari 27 tahun sejak 1991. "Bagi saya, beliau bukan hanya bos, tapi juga guru sekaligus bapak," ucapnya saat dihubungi di Jakarta, Kamis, 31 Mei 2018.
Baca juga: Ketua ICMI Jimly Asshidiqie: Dawam Rahardjo Intelektual Andal
Menurut Dewi, banyak hal yang diajarkan Dawam kepadanya sepanjang 27 tahun tersebut. "Yang jelas, saya banyak belajar dari beliau," ujarnya.
Rabu malam kemarin sekitar pukul 21.55 WIB, ekonom sekaligus pemikir Islam ini mengembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Islam Jakarta, Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Ia meninggal pada usia 76 tahun setelah menderita penyakit komplikasi, mulai diabetes, jantung, hingga stroke.
Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Ahmad Erani Yustika juga menyampaikan kesan pribadinya akan sosok Dawam. Melalui akun Twitter-nya, Ahmad menilai Dawam sebagai aktivis yang gigih, pemikir besar, dan pemberdaya yang tidak pernah letih. "Salah satu cita-cita terakhir beliau: merealisasi Desa Pancasila," tulisnya sekitar pukul 00.20 WIB, Kamis.
Ahmad, yang juga ekonom, pernah menjadi moderator dalam seminar ekonomi di Universitas Brawijaya kampus Jakarta pada awal 2013. Dawam Rahardjo saat itu menjadi salah satu panelis dalam seminar.
Selain itu, sejumlah figur publik menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Dawam. "Kita doakan yang terbaik," kata Jimly Asshiddiqie, Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), melalui pesan pendek. Jimly saat ini menduduki posisi yang pernah dipegang Dawam pada periode 1995-2000.
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fadli Zon juga menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Dawam Rahardjo lewat akun Twitter-nya. "Semoga almarhum diberi tempat terbaik di sisi Allah SWT," tulis politikus Partai Gerakan Indonesia Raya itu sekitar pukul 01.30 WIB.