TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshidiqie mengatakan Indonesia kehilangan salah satu tokoh intelektual andal seiring wafatnya cendekiawan muslim Dawam Rahardjo, Rabu malam, 30 Mei 2018.
"Kita kehilangan satu lagi tokoh panutan di dunia intelektual dan aktivis yang andal untuk kemajuan bangsa," kata Jimly dalam pesan singkat di Jakarta, Kamis dini hari.
Baca juga: Cendekiawan Muslim Dawam Rahardjo Meninggal
Jimly mengatakan Dawam merupakan sosok intelektual, aktivis serta pemikir sosial dan ekonomi politik yang selalu "up to date" atau mengikuti perkembangan terbaru. Mantan Ketua MK itu mengajak seluruh pihak mendoakan kepergian Dawam.
Dawam Rahardjo wafat pukul 21.55 WIB di RS Islam Jakarta pada usia ke-76 tahun. Pria kelahiran Solo, 20 April 1942 itu ikut memberikan sumbangsih dalam ide pendirian organisasi ICMI, hingga menjadi anggota Dewan Kehormatan ICMI periode 2015-2020.
Semasa hidupnya Dawam banyak menulis buku antara lain berjudul Esai-esai ekonomi politik (1983), Deklarasi Mekah: Esai-esai ekonomi Islam (1987), Etika bisnis dan manajemen (1990), Habibienomics: Telaah pembangunan ekonomi (1995), Paradigma Alquran: Metodologi dan kritik sosial (2005), serta Nalar Politik Ekonomi Indonesia (2011).
Dawam Rahardjo merupakan tokoh muslim yang dikenal kritis terhadap diskriminasi terhadap pemeluk Ahmadiyah di Indonesia. Dia dikenal konsisten membela prinsip-prinsip kesetaraan dan pluralisme seperti mendiang Yap Thiam Hien. Akibat pembelaannya terhadap Ahmadiyah, Muhammadiyah memecat keanggotaannya secara tak langsung.
ANTARA