TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan meminta kasus Kartu Tanda Penduduk Elektronik atau e-KTP tercecer di daerah Bogor diusut sampai tuntas untuk mencari fakta apakah ada pihak yang melakukan sabotase atau tidak.
"Kalau benar sabotase ya harus diusut sampai tuntas siapa yang melakukannya dan siapa oknumnya harus dituntut secara hukum," kata Taufik di Kompleks Parlemen, Jakarta pada Senin, 28 Mei 2018.
Taufik mengatakan jika ada unsur sabotase dalam kasus e-KTP yang tercecer itu, maka harus ditunjukkan kepada publik siapa yang bertanggung jawab. Sebab, publik banyak bertanya mengapa e-KTP disimpan di gudang padahal sudah rusak dan tidak berlaku.
Baca: Deddy Mizwar Waspadai Beredarnya E-KTP Palsu di Pilgub Jabar
"Kalau kita punya paspor yang sudah tidak berlaku dipotong, karena itu kasus tersebut menimbulkan pertanyaan di publik mengapa sampai disimpan di gudang," kata Taufik. Jika e-KTP rusak atau tak berlaku lagi, seharusnya dimusnahkan agar tak disalahgunakan.
Taufik mengatakan permasalahan e-KTP merupakan hal sensitif karena digunakan oleh masyarakat untuk menggunakan haknya memilih dalam Pilkada maupun Pemilu. "Sehingga penyelesaiannya harus dilakukan secara cepat dan transparan," ujarnya.
Baca: Polisi Memastikan E-KTP Tercecer di Bogor Murni Ketidaksengajaan
Politikus PAN itu menilai karena persoalan e-KTP itu menyangkut hak politik masyarakat yang dijamin undang-undang, maka semua pihak jangan menganggap remeh permasalahan tersebut.
Persoalan e-KTP tercecer ini terungkap lewat video yang beredar. Video tersebut menunjukkan sejumlah e-KTP yang beralamat di Sumatera Selatan, tercecer di kawasan Bogor, Jawa Barat.
Direktur Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri, Zudan Arif Fakrulloh mengatakan e-KTP yang tercecer di jalan raya kawasan Bogor itu merupakan e-KTP yang rusak atau invalid saat hendak diangkut ke gudang Kementerian Dalam Negeri di Semplak, Bogor. Saat ini, e-KTP yang jatuh dari mobil pengangkut itu sudah diamankan dan dikembalikan ke mobil pengangkut untuk selanjutnya dibawa ke gudang penyimpanan di Semplak.