TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan mengatakan tagar #JanganDiam di kaus hitam ketua umumnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terinspirasi dari seorang jenderal.
“Itu kata-kata mutiara dari seorang jenderal yang mengatakan kalau kita hanya selalu diam maka tidak akan terjadi perbaikan,” kata Syarief saat dihubungi Tempo, Selasa 29 Mei 2018. “Tapi saya lupa nama jenderal tersebut, jenderal dari militer Amerika.”
Baca: Sekjen Partai Demokrat Jelaskan Arti Kaus #JanganDiam SBY
Beberapa hari yang lalu, foto SBY dan istrinya, Ani Yudhoyono mengenakan baju hitam bertuliskan #JanganDiam di belakanganya viral di media sosial. SBY dan Ani mengenakan baju tersebut saat menyaksikan laga final Liga Champions, Liverpool kontra Real Madrid.
Syarief mengatakan, penggunaan tagar #JanganDiam oleh SBY tidak secara spesifik ditujukan ke pihak tertentu. Ia mengatakan, tagar #JanganDiam mendorong orang untuk bersuara dan berkomunikasi apabila ada masalah dalam kehidupan sehari-hari. “Ini untuk kita semua, dalam konteks secara umum. Bukan untuk menyindir siapa-siapa,” kata Syarief.
Menurut Syarief, tagar tersebut sangat bermakna secara khusus bagi Partai Demokrat. Ia mengatakan, tagar itu menjadi prinsip perjuangan Partai Demokrat. Karena SBY sebagai ketua umum mengenakan baju bertuliskan #JanganDiam, Syarief tidak menutup kemungkinan para kader Demokrat yang lain juga mengikuti perilaku tersebut. “Demokrat sangat concern tentang tagar itu,” kata dia.
Syarief menambahkan jargon tersebut memang kerap digunakan oleh kalangan militer, termasuk Prabowo Subianto. “Kalau tidak salah, meskipun tidak serupa, Prabowo juga punya statement seperti itu. Kalau militer kan biasanya pengetahuannya hampir-hampir sama,” katanya.