Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ada Masalah Keuangan, Lembaga Pemantau Media Remotivi Galang Dana

Reporter

Editor

Juli Hantoro

image-gnews
(Ki-ka) Aditia Noviansyah, Oscar Motuloh, Qaris Tajudin, Muhammad Heychael dari Remotivi dan Yosep Stanley Adi Setyo dalam acara diskusi ruang tengah yang membahas
(Ki-ka) Aditia Noviansyah, Oscar Motuloh, Qaris Tajudin, Muhammad Heychael dari Remotivi dan Yosep Stanley Adi Setyo dalam acara diskusi ruang tengah yang membahas "Etika di Belakang Kamera: Benarkah Cover Majalah Tempo Melanggar Kode Etik" di kantor TEMPO, Jakarta, 21 Januari 2016. TEMPO/Fajar Januarta
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga studi dan pemantauan media, Remotivi, tengah mengalami masalah keuangan. Kini mereka melakukan penggalangan dana di situs Kitabisa.com. "Jadi sisa dana kami hanya cukup untuk beberapa bulan ke depan," kata pendiri Remotivi, Roy Thaniago, kepada Tempo, Kamis, 24 Mei 2018.

Roy mengatakan, sudah setahun terakhir ini lembaganya bertahan dengan sisa uang tabungan. Selama itu pula, Remotivi mencoba mencari dana melalui lembaga donor dengan mengirimkan sejumlah proposal. "Tapi belum menemui hasil. Akhirnya karena uang yang ada cukup untuk hidup beberapa bulan, kami lakukan kampanye penggalangan dana," ujarnya.

Baca juga: Indonesia Tertinggal Soal Regulasi Iklan Rokok 

Remotivi memiliki 12 pekerja yang terdiri atas 6 karyawan tetap yang digaji full-time, dan 6 relawan dengan besaran gaji berbeda-beda atau sesuai per pekerjaan. Dalam situs Kitabisa.com, Remotivi menargetkan pengumpulan dana sebesar Rp 150 juta. Menurut Roy, dana tersebut setidaknya cukup untuk bertahan selama beberapa bulan, sambil membangun unit usaha agar tidak bergantung pada lembaga donor.

Selain itu, Remotivi juga sedang membuat sistem donasi publik secara berkelanjutan, seperti yang dimiliki Indonesia Corruption Watch dan Lembaga Bantuan Hukum Jakarta. "Supaya orang bisa nyumbang per bulan gitu. Jadi orang donasi enggak lewat Kitabisa. Otomatis per bulan orang bisa bantu," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam situs Kitabisa.com, jumlah dana yang baru terkumpul untuk Remotivi sebesar Rp 35,3 juta. Pada Agustus 2018 akan menjadi tahun ke-8 untuk Remotivi dalam pekerjaannya memantau media. Namun, karena isu keuangan, Remotivi terancam bubar sebelum ulang tahunnya.

Baca juga: Teror Bom Thamrin, Foto Tempo Tak Langgar Kode Etik

Pada kolom keterangan, Remotivi merupakan sebuah lembaga studi dan pemantauan media yang bersifat independen dan non-profit. Remotivi melakukan penelitian, menerbitkan artikel, dan memproduksi video populer untuk menunjukkan masalahnya. Dengan begitu, kajian tersebut dapat menjadi bahan evaluasi bagi pekerja media sekaligus bahan pendidikan melek media bagi publik luas.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Jokowi Dianggap Harus Bubarkan KPI Karena Berkinerja Buruk

21 Juli 2019

Hasil Survei Indeks Kualitas Program Siaran Televisi yang digelar Komisi Penyiaran Indonesia(KPI) memperlihatkan kualitas tayangan televisi di Tanah Air masih di bawah standar kualitas KPI.
Jokowi Dianggap Harus Bubarkan KPI Karena Berkinerja Buruk

Buruknya kinerja KPI dikarenakan proses rekrutmen yang dianggap tidak berbasis kualifikasi (merit system).


Remotivi Sebut Protes Prabowo ke Media Justru Membingungkan

6 Desember 2018

Muhammad Heychael dari Remotivi (tengah), memberikan pemaparan ditemani Qaris Tajudin dan Yosep Stanley Adi Setyo dari Dewan Pers dalam acara diskusi ruang tengah yang membahas
Remotivi Sebut Protes Prabowo ke Media Justru Membingungkan

Prabowo sebelumnya memprotes media yang disebutnya tidak menyiarkan acara Reuni 212.