TEMPO.CO, Jakarta - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mewanti-wanti adanya salah persepsi soal erupsi freatik Gunung Merapi pada Kamis, 24 Mei 2018. Meski Gunung Merapi menuju proses magmatis, BPPTKG menilai belum akan terjadi letusan besar.
“Jangan dibayangkan, kalau sudah proses magmatis, akan ada letusan besar seperti erupsi 2010. Tolong ini dicermati, agar masyarakat tidak panik akibat salah persepsi,” ujar Kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida di kantornya, Kamis, 24 Mei 2018.
Baca: Letusan Freatik Gunung Merapi Terjadi Selama 4 Menit
Hanik menjelaskan, proses magmatis gunung berapi adalah proses keluarnya magma dari perut gunung. Saat ini, menurut dia, Gunung Merapi sedang tahap awal menuju proses magmatis setelah mengalami beberapa kali letusan freatik sejak 11 Mei 2018.
Hanik pun mencontohkan sejumlah proses magmatis Gunung Merapi dan Gunung Kelud beberapa waktu lalu. Erupsi Gunung Merapi pada 2006 melalui proses magmatis. Erupsi Gunung Kelud pada 2007 dan Gunung Merapi tahun 2002 menimbulkan kubah lava yang tak selalu disertai letusan besar.
Baca: Ilmuwan: Letusan Freatik Gunung Merapi Menuju Erupsi Sesungguhnya
Hanik menuturkan BPPTKG melihat tanda-tanda adanya deflasi atau pengosongan saluran magma Gunung Merapi. Ia pun menilai munculnya awan pijar merah sebagai proses membersihkan saluran untuk keluarnya magma. "Yang jelas, magma belum keluar. Saat ini, yang keluar hanya gas," ujarnya.