TEMPO.CO, Makassar - Komando Daerah Militer (Kodam) XIV Hasanuddin mewaspadai milisi yang pernah ke Suriah untuk mengantisipasi aksi terorisme di Sulawesi Selatan. Sebab, Sulawesi Selatan merupakan wilayah transit dari Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Poso, Sulawesi Tengah.
“Intelijen kami sudah petakan daerah itu, jadi harus diwaspadai,” ucap Panglima Daerah Militer (Pangdam) XIV Hasanuddin Mayor Jenderal Agus Surya Bakti di Makassar, Senin, 21 Mei 2018.
Baca: Marak Teror Bom, Sandiaga Uno Ingin Data Orang Balik dari Suriah
Menurut Agus, pihaknya sudah memetakan daerah yang patut diwaspadai dalam aksi terorisme di Sulawesi Selatan.
Agus mengatakan banyak aliran yang ada di Sulawesi Selatan, bahkan ada yang tergolong keras lantaran dari Suriah, Timur Tengah. Mereka adalah milisi yang kejam tak segan-segan membunuh. Mereka adalah milisi yang bermain di Filipina dan Poso.
Meski telah mengerahkan semua intelijen TNI dan Polri, Agus menuturkan peran masyarakat sangat penting karena masyarakat yang lebih tahu.
Kendati demikian, ujar Agus, pihaknya juga melakukan pendekatan kepada milisi-milisi Suriah. “Kami berharap mereka bisa menjaga Sulawesi Selatan. Kan, dia orang sini juga, masak mau rusak kampung halaman sendiri,” ucapnya.
Agus mengatakan semua aliran ada di Sulawesi Selatan, mulai aliran lama hingga yang dari Suriah. Namun wilayah tersebut lebih kondusif lantaran adat Bugis-Makassar masih cukup kuat. Dia menuturkan adanya aksi teroris bukan hanya soal agama. Tapi juga terkait dengan ekonomi, sosial, dan keadilan.
Baca: Din Syamsuddin: Al-Quran Tak Perlu Menjadi Barang Bukti Terorisme
“Mereka ini ada yang berafiliasi dengan aliran keras dan ada juga karena pengaruh lingkungan. Jadi konsep dendam kadang muncul lantaran merasa tak adil,” ucap Agus.
Soal keterlibatan TNI dalam penanganan teroris, ujar dia, pihaknya masih menunggu aturan dari pusat. Namun ia mengaku siap menjalankan apa pun keputusan. “Kami siap saja apa pun bentuk pelibatan TNI.”