TEMPO.CO, Jakarta - Hasil survei Lembaga Survei Kelompok Diskusi dan Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) menyatakan 63,3 persen responden percaya mereka yang bercadar tak berafiliasi dengan kelompok radikal.
"Hanya 12,6 persen yang mempersepsikan cadar terafiliasi dengan kelompok radikal. Sedangkan 24,1 persen sisanya menjawab tidak tahu," kata Direktur Riset Lembaga Survei KedaiKOPI Kunto Adi Wibowo dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo pada Senin malam, 21 Mei 2018.
Baca: Menag Lukman Hakim Saifuddin: Hormati Wanita Bercadar
Sementara itu, sebanyak 54 persen responden menganggap penggunaan cadar tak perlu diatur pemerintah. Hanya 21,5 persen yang berpendapat penggunaan cadar harus diatur pemerintah dan sisanya menjawab tak tahu.
KedaiKOPI melakukan survei ihwal isu cadar, kontroversi sebutan kafir, dan perlindungan beribadah era Presiden Joko Widodo alias Jokowi. Survei itu melibatkan 1.135 responden dari 34 provinsi dengan margin of error (MoE) lebih-kurang 2,97 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Survei itu dilakukan pada 19-27 Maret 2018.
Baca: Ahmadiyah Disebut Kerap Alami Kekerasan Berbasis Agama Sejak 1998
KedaiKOPI juga mencatat, 42,2 persen responden setuju bahwa ungkapan kafir terhadap nonmuslim merupakan ujaran kebencian. Sedangkan mereka yang tak setuju sebesar 32,1 persen.
Selain itu, 48 persen responden menganggap peran pemerintah Jokowi dalam melindungi hak beribadah lebih baik ketimbang pemerintah sebelumnya. Sebanyak 87,5 persen responden pun tak khawatir beribadah di era Jokowi. "Sisanya 12,5 persen menjawab iya, waswas saat beribadah," tutur Kunto.
Baca: 3.000 Situs dan Akun Radikalisme Diblokir, Mana Paling Banyak?