TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif LBH Jakarta Alghifari Aqsa mengatakan survei Indobarometer yang menyatakan bahwa mantan Presiden Soeharto sebagai pemimpin paling berhasil memimpin Indonesia, merupakan tamparan bagi elit politik saat ini. "Karena kalah dibandingkan Soeharto yang kita sama-sama tahu korup dan pelanggar HAM (hak asasi manusia)," kata Alghifari saat dihubungi, Senin, 21 Mei 2018.
Presiden kedua itu dinilai sebagai paling berhasil memimpin Indonesia, disusul Sukarno dan Joko Widodo. Kesimpulan itu didapat dari hasil survei yang dilakukan Indo Barometer terhadap 1.200 responden di 34 provinsi Indonesia pada 15-22 April 2018. Margin error survei itu sebesar 2, 83 persen.
Baca: Ketika Cendana Merayakan Bulan Soeharto ...
Sebanyak 32,9 persen responden menyatakan Soeharto menempati posisi pertama sebagai presiden paling berhasil. Salah satu faktor yang menyebabkan Soeharto dinilai paling berhasil adalah karena keberhasilan ekonomi dan sosial pada masa Orde Baru dibanding era reformasi. Keberhasilan Orde Baru dalam ekonomi itu paling tinggi dengan 54,6 persen dan sosial 43,2 persen.
Sukarno berada di posisi kedua dengan pemilih 21,3 persen responden. Sedangkan posisi ketiga, ada presiden ketujuh atau yang kini menjabat, Joko Widodo, dengan 17,8 persen pilihan responden dan Susilo Bambang Yudhoyono yang dipilih 11,6 persen responden. Akan halnya posisi kelima ditempati B.J. Habibie dengan pilihan 3,5 persen responden.
Baca: Kata Partai Berkarya Soal Larangan Gambar ...
Posisi keenam ditempati Abdurrahman Wahid dengan 1,7 persen, dan terakhir Megawati Soekarnoputri dengan 0,6 persen.
Menurut Alghifari, masyarakat harus skeptis terhadap suatu survei. Masyarakat, kata dia, bisa bertanya soal metode, sumber dana dan lainnya kepada lembaga pembuat survei itu. Apalagi, momen 20 tahun reformasi, bisa menjadi celah kesempatan bangkitnya trah Soeharto melalui kendaraan partai politik. "Sehingga survei ini patut dipertanyakan."