TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Deputi Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, mengunjungi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pada Minggu, 20 Mei 2018. Disambut Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj, Anwar Ibrahim menyamakan kesepahaman perihal Islam di Indonesia yang membawa rahmat bagi semua manusia dan seluruh alam semesta.
“Malam ini, kami berfokus pada satu permasalahan umat Islam tentang keperluan menyederhanakan kepahaman,” ucap Anwar Ibrahim di kantor PBNU, Minggu, 20 Mei 2018.
Anwar Ibrahim disambut Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj pada pukul 20.10. Ketika berbincang dengan Said, Anwar menyampaikan kesedihannya perihal aksi terorisme yang terjadi baru-baru ini di beberapa kota di Indonesia. Anwar mengaku tidak habis pikir aksi tersebut bisa terjadi di Indonesia, yang terkenal dengan Islam-nya yang ramah dan santun.
Baca: Nasihat Anwar Ibrahim untuk Najib Razak
“Gus Dur mempopulerkan Islam yang kultural, Islam itu masih universal dan rahmatan lil alamin. Selain itu, Islam di Indonesia demokratis, adil, serta memberikan keseksamaan kepada umat Islam, Kristen, Hindu, dan Buddha yang menjadi warga negara,” ujar Anwar.
Said menyampaikan kepada Anwar Ibrahim, Islam di Indonesia tidak pernah mengajarkan aksi terorisme. Ia menuturkan Indonesia dan Malaysia perlu berkolaborasi bersama untuk melawan radikalisme. “Pidatonya Raja Abdullah (Raja Arab Saudi) di parlemen Eropa menyatakan radikalisme datangnya dari Arab. Kita yang menerima bebannya,” tutur Said.
Said mengatakan ada kesamaan antara Islam di Malaysia dan Indonesia, yakni Islam yang anti-terorisme. “Kita warisi Islam dari para ulama. Tidak boleh mengafirkan orang yang berbeda dengan kita,” ucap Said.
Said mengatakan gembira dengan dibebaskannya Anwar dari penjara. Ia juga memberikan selamat kepada istri Anwar Ibrahim, Wan Azizah, yang menjadi Deputi Perdana Menteri Malaysia mendampingi Mahathir Mohamad. Ia berharap Mahathir dan Azizah dapat mengangkat martabat umat Islam Malaysia dan Indonesia di mata internasional.