Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perubahan Pendidikan yang Menggembirakan

image-gnews
Risna Hasanudin, penerima penghargaan Satu Indonesia Award 2015 bidang pendidikan. (Foto: Reza Sumantri/TEMPO)
Risna Hasanudin, penerima penghargaan Satu Indonesia Award 2015 bidang pendidikan. (Foto: Reza Sumantri/TEMPO)
Iklan

Kehidupan sudah masuki era digital yang semakin disempurnakan oleh munculnya kecerdasan buatan. Perkembangan intelegensia manusia begitu pesat dan mempengaruhi sebagian besar kehidupan masyarakat dunia. Pendidikan adalah salah satu penunjang utama meningkatknya kualitas peradaban yang dijalani manusia. Namun, Indonesia yang merupakan negara berpenduduk terbesar ke-4 di dunia masih menyimpan sejumlah kisah pilu akan keberadaan warga yang masih tergolong tertinggal dari faktor pendidikan.

Kampung Kobrey yang terletak di Distrik Ransiki, Manokwari, Papua Barat adalah salah satu wilayah Indonesia dimana pendidikan masih menjadi faktor tertinggal. Suku Arfak yang merupakan suku asli daerah tersebut masih berada dalam kondisi yang memprihatinkan, terutama kaum wanitanya yang masih dianggap tidak perlu bersekolah tinggi karena alasan adat-istiadat. Walaupun beberapa sempat bersekolah, namun umumnya mereka putus sekolah sebelum lulus Sekolah Dasar, bahkan sebelum bisa baca tulis.

Kondisi yang kurang baik bagi kaum wanita Arfak ini perlu mendapat perhatian lebih, terutama dari para pemerhati pendidikan yang berasal dari luar Papua Barat. Seperti halnya Risna Hasanudin, seorang wanita asal Banda Neira yang secara sukarela datang ke Kampung Kobrey dan memiliki komitmen untuk membantu anak-anak serta perempuan Suku Arfak agar tidak menjadi generasi tertinggal. Upayanya ini dimulai dengan sejak tahun 2012 hingga akhirnya ia dapat mendirikan Rumah Cerdas Perempuan Arfak Papua Barat sebagai tempat menyebarkan niat mulianya pada tahun 2014.

Wanita lulusan FKIP Universitas Pattimura, Maluku ini memulai gagasan positifnya di wilayah Sorong dan Fakfak. Namun pada tahun 2014, ia secara pribadi datang ke Kampung Kobrey dan menyatakan niat baik untuk mendirikan rumah belajar kepada Kepala Kampung Kobrey saat itu, Esap Inyomusi. Niat disambut baik, Risna bahkan diberikan tempat untuk berkegiatan. Ia membantu perempuan Arfak untuk maju dengan belajar membaca, menulis, dan membuat tas Noken yang memiliki nilai jual tinggi.

Setahun setelah kegiatan yang diinisiasi Risna berjalan, banyak perempuan Arfak yang semakin cerdas dan mandiri. Mereka mampu membaca dan menulis, bahkan menuai untung dari hasil berjualan kerajinan Tas Noken. Hasil yang cukup menggembirakan ini telah membawa Risna menuju ajang Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2015 dan menjadikannya sebagai penerima apresiasi untuk kategori pendidikan.

Untuk informasi selengkapnya, silakan kunjungi website www.satu-indonesia.com .

BAYU SATITO / TIM INFO TEMPO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Ingat, Pendaftaran SATU Indonesia Awards 2018 Segera Ditutup

22 Agustus 2018

Mari ikut serta dalam SATU Indonesia Awards 2018 dan berkarya bersama membangun
masyarakat, bangsa dan negara Indonesia.
Ingat, Pendaftaran SATU Indonesia Awards 2018 Segera Ditutup

Jika Anda adalah insan muda yang ingin berkontribusi dan bermanfaat bagi masyarakat, jangan sampai lupa mendaftar SATU Indonesia Awards 2018.


Inspirasi Berharga dari Para Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2010

21 Agustus 2018

A’ak Abdullah Al-Kudus, penerima apresiasi untuk kategori Lingkungan.
Inspirasi Berharga dari Para Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2010

Pemuda-pemudi ini adalah pelopor SATU Indonesia Awards sejak awal hingga kesembilan kalinya diselenggarakan pada 2018 ini.


Undangan Pendaftaran Satu Indonesia Awards (SIA) 2018

20 Agustus 2018

SATU Indonesia Awards 2018 dipersembahkan bagi generasi muda Indonesia yang memiliki semangat tinggi memajukan masyarakat.
Undangan Pendaftaran Satu Indonesia Awards (SIA) 2018

Undangan pendaftaran satu Indonesia awards (SIA) 2018.


Menebar Inspirasi Pendidikan dengan Membangun Kemandirian

18 Agustus 2018

Rusmawati
Menebar Inspirasi Pendidikan dengan Membangun Kemandirian

Pendidikan adalah kebutuhan dasar warga pesisir Serdang Bedagai yang penting untuk diperhatikan berbagai pihak.


Ratna Mematahkan Anggapan Kutukan pada Para Penderita Kusta

17 Agustus 2018

Ratna Indah Kurniawati
Ratna Mematahkan Anggapan Kutukan pada Para Penderita Kusta

Penderita kusta seharusnya diberi perhatian dan pengobatan, bukan penilaian yang berujung pengucilan.


Dunia Sastra bagi Masyarakat Desa

16 Agustus 2018

Heri Chandra Santosa
Dunia Sastra bagi Masyarakat Desa

Mulai dari sebuah komunitas, Heri Chandra Santosa membawa sastra untuk dapat dinikmati seluruh lapisan masyarakat.


Mari Menginspirasi Bangsa dengan Karya Terbaik Anda!

15 Agustus 2018

Dewan juri Satu Indonesia Award 2018
Mari Menginspirasi Bangsa dengan Karya Terbaik Anda!

Para calon peserta diharapkan mendaftar selambat-lambatnya tanggal 22 Agustus 2018 mendatang.


Manfaat Besar dari Tanaman Liar

14 Agustus 2018

Hayu Dyah Patria
Manfaat Besar dari Tanaman Liar

Hayu ingin memerangi kekurangan gizi di masyarakat dengan pemanfaatan tanaman liar.


UNDANGAN PENDAFTARAN SATU INDONESIA AWARDS (SIA) 2018

13 Agustus 2018

Pendaftaran Satu Indonesia Award 2018
UNDANGAN PENDAFTARAN SATU INDONESIA AWARDS (SIA) 2018

UNDANGAN PENDAFTARAN SATU INDONESIA AWARDS (SIA) 2018


Bisnis Humanis yang Berbuah Manis

11 Agustus 2018

11 Agustus 2018. Andi Taufan Garuda Putra.
Bisnis Humanis yang Berbuah Manis

Salah satu keterbatasan yang dialami masyarakat ekonomi menengah ke bawah dalam usaha perbaikan taraf hidup adalah ketidaktersediaan modal.