TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan pemerintah menjamin pendidikan anak pelaku tindak terorisme. Menurutnya pendidikan harus diberikan kepada setiap anak.
"Siapa pun anak, itu harus dijamin pendidikannya. Kita tidak boleh melihat dia anak siapa, harus nondiskriminasi. Itu prinsip pendidikan kita," kata Muhadjir di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu, 16 Mei 2018.
Baca: Polri Libatkan Kopassus Buru Jaringan Teroris
Muhadjir mengajak masyarakat menyamakan persepsi soal anak-anak yang terlibat dalam aksi teror. Seab, kata Muhadjir, anak hanyalah korban. Mereka bukan pelaku. Muhadjir juga berpesan agar informasi soal anak pelaku terorisme tidak disebarluaskan.
"Karena pada dasarnya mereka korban dan mereka punya teman-teman. Jadi kalau sampai kemudian nanti menciptakan traumatis kepada teman-teman sejawatnya, itu risikonya terlalu berat," ujarnya.
Sejumlah anak turut dilibatkan dalam tindak terorisme yang terjadi beberapa hari belakangan ini. Pengeboman di tiga gereja di Surabaya pada Ahad, 13 Mei 2018, misalnya, dilakukan ayah dan ibu yang mengajak keempat anaknya. Mereka semua tewas karena ledakan.
Simak: Idrus Marham: Keluarga Korban Pelaku Terorisme Ditanggung Negara
Pada teror bom bunuh diri di Mapolresta Surabaya, tiga orang anak juga terlibat. Mereka diajak orang tuanya untuk meledakkan diri. Satu anak perempuan selamat dari ledakan tersebut karena terpental dari kendaraan ayahnya yang meledakkan diri. Selain itu, terdapat tiga anak yang selamat dari ledakan bom di Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo.
Terhadap anak-anak yang selamat ini karena ulah orang tuanya ini, Muhadjir menuturkan pemerintah tak hanya berfokus kepada pendidikan mereka. Pemerintah juga mengutamakan kesembuhan untuk mereka.