TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto mengatakan salah satu terduga teroris yang tewas dalam pemburuan Densus 88 setelah serangan bom Surabaya adalah penampung dana jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
"Salah satu yang tewas itu, Budi Satrio, penampung dana untuk JAD," ujar Setyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan Selasa 15 Mei 2018.
Baca: Anggota Jamaah Ansharut Daulah di Bekasi Ini 4 Bulan Diintai ...
Densus 88 digerebek di rumahnya di Perumahan Puri Maharani, Desa Masangan Wetan, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sidoarjo, Senin pagi, 14 Mei 2018.
Setyo mengatakan Densus 88 melakukan tindakan karena ada perlawanan dari Budi. "Karena melawan, maka kami tindak."
Baca: Serangan Mako Brimob, Polisi: Ada Komunikasi Pimpinan JAD dari LP
Setyo mengatakan saat ini penyidik masih mendalami aliran dana JAD Surabaya. Termasuk memeriksa rekening tabungan. Sejauh ini, kata dia, pembiayaan JAD Surabaya berasal dari dana iuran anggota.
Saat memburu anggota Jamaah Ansharut Daulah itu, Densus 88 menyita sejumlah bahan peledak dan bom yang siap ledak. "Ada bahan peledak dan bom yang disita dari rumah Budi."