TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Polda Jawa Timur Inspektur Jenderal Machmud Arifin mengatakan bahwa 11 pelaku peledakan bom Surabaya dan Sidoarjo pada Ahad dan Senin, 13-14 Mei 2018 telah diidentifikasi. Polisi sudah mengetahui nama, alamat, dan latar belakang mereka.
Hingga tadi, tinggal dua jenazah lagi yang sedang diidentifikasi. "Satu di antaranya agak sulit diidentifikasi karena kondisinya parah," kata Machmud kepada media, Selasa, 15 Mei 2018. Pelaku itu orang yang meledakkan diri di Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya, Surabaya. Dia meledakkan bom dengan cara menabrakkan motor.
Baca: Polisi Serahkan 12 Jenazah Korban Meninggal Bom Surabaya ...
Machmud berharap para pelaku bom ini segera diserahkan ke keluarganya. Namun jika tidak dijemput oleh pihak keluarga, maka polisi sendiri yang akan memakamkan.
Selain jenazah pelaku pengeboman, polisi juga menyerahkan jenazah para korban kepada keluarganya. Dari 13 korban meninggal, tersisa satu jenazah yang belum dijemput keluarga. "Mudah-mudahan hari ini diserahkan."
Baca: Ini Daftar Korban Ledakan Bom di Mapolrestabes Surabaya
Selain korban meninggal, 33 korban luka-luka yang saat ini dirawat di beberapa rumah sakit. Termasuk enam anggota Polri yang sedang dalam masa penyembuhan. Seorang polisi dirawat di Rumah Sakit dr. Soetomo dan harus kehilangan satu matanya.
Serangkaian ledakan bom Surabaya terjadi pada Ahad, 13 Mei, di tiga gereja, yaitu di Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya, Gereja Kristen Indonesia di Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta di Jalan Arjuno. Tiga bom itu meledak selang tiga hingga lima menit. Malam harinya, bom bunuh diri juga meledak di rumah susun Wonocolo, Sidoarjo. Keesokan harinya, bom bunuh diri kembali terjadi di Polrestabes Surabaya.
NUR HADI| REZKI ALVIONITA