TEMPO.CO, Tegal - Ki Enthus Susmono, Bupati Tegal nonaktif, meninggal pada Senin, 14 Mei 2018, pukul 19.15 WIB. Kepergian dalang nyentrik itu meninggalkan duka yang mendalam bagi dunia pewayangan lantaran Ki Enthus dikenal sebagai dalang yang kreatif di atas panggung.
Budayawan asal Brebes, Jawa Tengah, Atmo Tan Sidik, mengenal Enthus sejak 30 tahun lalu. Ia menilai inovasi itu yang membedakan Enthus dengan dalang lain. “Dia punya kreativitas dan inovasi yang luar biasa. Ini yang jarang dimiliki dalang lain,” katanya kepada Tempo, Senin.
Baca: Sempat Pingsan, Bupati Tegal Enthus Susmono Meninggal Dunia
Di balik banyolan dan kelucuannya saat berada di atas panggung, Atmo menilai Ki Enthus selalu melakukan riset. Menurut dia, Ki Enthus tak segan mengirimkan tim periset ke daerah untuk mengorek informasi yang khas dari daerah itu sebelum pentas.
Riset itulah yang membuat banyolan Ki Enthus selalu bernas. “Informasi itu lalu dikemas sedemikian rupa, sehingga menjadi guyonan yang khas,” ujar Atmo, yang pernah enam kali memanggil Ki Enthus untuk pentas saat menjabat Kepala Desa Pakijangan, Kecamatan Bulakamba, Brebes.
Atmo mengenal Enthus yang memiliki etos kerja tinggi. Dia juga dikenal akrab dengan siapa saja. “Bahkan dia kerap kali mentraktir orang-orang untuk makan. Di sana, dia bisa mengorek informasi soal makanan itu untuk dijadikan joke saat manggung,” tuturnya.
Baca: Ki Enthus Susmono Dirikan Umah Wayang
Atmo, yang pernah meraih gelar Maestro Pelestari dan Pengembang Warisan Budaya 2014, menilai posisi Enthus sebagai dalang belum ada yang bisa menggantikan. “Dia adalah seniman yang punya ciri khas. Belum ada yang bisa menggantikannya,” ujarnya.
Rencananya, siang ini, Ki Enthus Susmono dimakamkan di Rumah Wayang, yang merupakan kediamannya, Desa Bengle, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal. Sebelumnya, Ki Enthus akan disalati di Masjid Agung Slawi dan disemayamkan di Pendapa Amangkurat, Tegal.