Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

20 Tahun Reformasi: Derita Keluarga Aktivis yang Hilang

image-gnews
Wiji Thukul saat membacakan Puisi. Dok TEMPO/ Idon Heryatna
Wiji Thukul saat membacakan Puisi. Dok TEMPO/ Idon Heryatna
Iklan

TEMPO.CO, Solo - Peringatan 20 tahun reformasi masih menyisakan pertanyaan yang belum terjawab soal keberadaan belasan aktivis prodemokrasi. Padahal, keluarga hanya ingin kejelasan soal nasib para aktivis tersebut.

"Bahkan sampai hari ini, nggak ada pengakuan siapa yang bawa Wiji Thukul pergi. Itu aja wis (permintaan saya), nggak usah bertele-tele. Aku nggak akan bales dia atau keluarganya," kata Sipon, istri Wiji Thukul, saat Tempo bertandang ke rumahnya di wilayah Kelurahan Jagalan, Jebres, Kota Surakarta, pada Selasa siang, 8 Mei 2018.

Wiji Thukul adalah salah satu aktivis yang hingga kini masih belum diketahui keberadaannya. Aktivis yang juga penyair itu hilang di awal 1998, menjelang jatuhnya rezim Orde Baru. Selain Wiji Thukul, aktivis lainnya yang masih hilang adalah Petrus Bima Anugrah, Herman Hendrawan, Suyat, Yani Afri, Sonny, Dedi Hamdun, Noval Al Katiri, Ismail, Ucok Siahaan, Hendra Hambali, Yadin Muhidin, dan Abdun Nasser.

Baca: 20 Tahun Reformasi, Sumarsih: Sayur Asam Tak Sempat Dimakan Wawan

Menjelang jatuhnya Soeharto pada Mei 1998, penculikan aktivis prodemokrasi dilakukan aparat militer, yakni Tim Mawar dari Komando Pasukan Khusus. Meski pada 1999 majelis hakim Mahkamah Militer Tinggi II Jakarta telah menjatuhkan vonis penjara 12-22 bulan terhadap 11 anggota Tim Mawar, sebutan untuk tim eksekutor penculikan aktivis, inisiatornya hingga kini belum terungkap. Dan, informasi ihwal keberadaan Wiji Thukul beserta para aktivis 1998 lain sampai sekarang masih senyap.

Dalam kurun 2000-2011, Dyah Sajirah yang akrab dipanggil Sipon, turut aktif berjuang bersama para penyintas dan keluarga korban pelanggaran Hak Asasi Manusia berat dalam peristiwa penghilangan orang secara paksa periode 1997-1998 berdasarkan hasil penyelidikan pro justisia Komisi Nasional HAM. 

Kepada sang inisiator atau pencetus ide penculikan para aktivis prodemokrasi 1998, ibu dua anak dan nenek dari satu cucu itu hanya ingin menanyakan di mana keberadaan Wiji Thukul. "Kalau masih hidup, di mana tinggalnya. Kalau sudah meninggal, di mana kuburannya. Ada juga orang yang bilang Wiji Thukul sudah kaya raya dan punya istri banyak. Tapi saya tidak percaya kalau tidak melihat dengan mata kepala sendiri," kata Sipon.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca: 20 Tahun Reformasi, Cerita Yogya Plaza dan Korban Kerusuhan Mei

Bukan hanya memikirkan nasib Wiji Thukul, selama berjuang mencari keadilan di balik tragedi 1998, Sipon mengaku kepedihannya semakin bertambah setelah mengetahui penderitaan para orang tua yang kehilangan anaknya. "Mami Koto (Tuti Koto, ibu Yani Afri) dulu sampai bilang ke saya. Pon, saya matinya kapan. Saya sudah capek tidak ada kejelasan," kata Sipon.

"Lambat laun keluarga korban penculikan pada mati, seperti Mami Koto dan Bu Nur Hasanah (ibu Yadin Muhyidin). Aku melihat langsung penderitaan mereka, sudah nggak bisa lagi nahan sakit hatinya sampai mati," kata Sipon.

Setelah lelah dipingpong kesana kemari dalam upaya mencari kejelasan nasib Wiji Thukul, Sipon kini hanya berdoa meminta kekuatan untuk terus menanti itikad baik dari pemerintah, yakni untuk menunjukkan bukti-bukti jika benar suaminya dihilangkan secara paksa untuk membungkam suara kritisnya. 

"Kalau pemerintah beralasan tidak tahu, mungkin kami bisa legowo. Tapi ini ada pengungkapan dari Komnas HAM bahwa Wiji Thukul dihilangkan paksa. Saya ingat Usman Hamid dulu (sewaktu masih menjadi Ketua Harian KontraS) bilang pemerintah harus bertanggung jawab," kata Sipon.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

58 Tahun Lalu Sidang MPRS Putuskan Soeharto Jadi Pejabat Presiden, Dimulainya Orde Baru

41 hari lalu

Sukarno dan Soeharto
58 Tahun Lalu Sidang MPRS Putuskan Soeharto Jadi Pejabat Presiden, Dimulainya Orde Baru

Pada 12 Maret 1966, MPRS menunjuk Soeharto sebagai Pejabat Presiden pada 12 Maret 1967. Ini menandai berakhirnya kekuasaan Sukarno, berganti Orde Baru


Reformasi Penyelesaian Sengketa Perjanjian Investasi Dibahas di Konferensi Tingkat Menteri ke-13 WTO

49 hari lalu

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Djatmiko Bris Witjaksono (tengah) memimpin pertemuan kelompok G-33 menjelang Konferensi Tingkat Menteri ke-13 (KTM13) WTO di Abu Dhabi, PEA, Minggu (25/2/2024). (ANTARA/HO-Ditjen PPI Kemendag/dok.pri)
Reformasi Penyelesaian Sengketa Perjanjian Investasi Dibahas di Konferensi Tingkat Menteri ke-13 WTO

Kemendag menyebut dalam Konferensi Tingkat Menteri ke-13 WTO membahas soal penyelesaian sengketa perjanjian investasi maupun banding.


Solihin GP Berpulang, Menjadi Gubernur Jawa Barat di Usia 44 Tahun

49 hari lalu

Solihin GP dan Presiden Soeharto (Dok. Facebook/Sejarah Sunda)
Solihin GP Berpulang, Menjadi Gubernur Jawa Barat di Usia 44 Tahun

Selain sempat menjadi orang kepercayaan Soeharto, Solihin GP berperan dalam Agresi Militer Belanda pada 1947. Ini karier militer dan politiknya.


Muncul Petisi Jogja: Ingatkan Jokowi hingga Dukung Hak Angket DPR Selidiki Indikasi Pemilu Curang

49 hari lalu

Aksi Gejayan Memanggil di Yogyakarta, Senin, 12 Januari 2024. Foto: Michelle Gabriela Momole/TEMPO
Muncul Petisi Jogja: Ingatkan Jokowi hingga Dukung Hak Angket DPR Selidiki Indikasi Pemilu Curang

Aksi unjuk rasa di Nol KM Jogja mendukung hak angket DPR untuk selidiki indikasi kecurangan pemilu. Berikut 3poin Petisi Jogja.


Kisah Raharja Waluya Jati Pernah Surati Jokowi Tuntaskan Kasus Penculikan Aktivis 1998

52 hari lalu

Raharja Waluya Jati. ICW
Kisah Raharja Waluya Jati Pernah Surati Jokowi Tuntaskan Kasus Penculikan Aktivis 1998

Setelah Jokowi menjadi presiden pada 2014, aktivis Raharja Waluya Jati menitipkan pesan kepada Jokowi untuk tuntaskan kasus penculikan aktivis 1998.


Prabowo akan Naik Pangkat jadi Jenderal TNI, Ayah Korban Penghilangan Paksa: Kecewa Banget

56 hari lalu

Paian Siahaan orang tua Ucok Munandar saat memberikan keterangan pers dalam
Prabowo akan Naik Pangkat jadi Jenderal TNI, Ayah Korban Penghilangan Paksa: Kecewa Banget

Presiden Jokowi bakal memberikan kenaikan pangkat kehormatan Jenderal TNI kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto pada Rabu, 28 Februari 2024.


Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?

19 Februari 2024

Ilustrasi Pemilu. ANTARA
Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?

Pelaksanaan pemilu dalam era reformasi telah dilakukan enam kali, yaitu Pemilu 1999, Pemilu 2004, Pemilu 2009, Pemilu 2014, Pemilu 2019 dan Pemilu 2024.


Koalisi Masyarakat Sipil Desak Komnas HAM kembali Periksa Prabowo yang Akui Kejar Aktivis 98

13 Februari 2024

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) bersama politikus PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko (kanan) berpose sambil mengepalkan tangan usai menghadiri deklrasi Gerakan PraBu di Gedung Marina, Semarang, Jawa Tengah, Jumat 18 Agustus 2023. Kegiatan yang dihadiri ribuan relawan Prabowo Subianto-Budiman Sudjatmiko (PraBu) se-Jateng tersebut untuk mendukung Prabowo sebagai calon presiden pada Pilpres 2024. ANTARA FOTO/Makna Zaezar
Koalisi Masyarakat Sipil Desak Komnas HAM kembali Periksa Prabowo yang Akui Kejar Aktivis 98

Koalisi Masyarakat Sipil mendesak Komnas HAM untuk kembali memeriksa Prabowo Subianto dalam kasus penghilangan paksa aktivis 97-98.


Kunjungi Paus Fransiskus, Presiden Argentina Bawakan Kue Kering dan Biskuit

12 Februari 2024

Paus Fransiskus bertemu Presiden Argentina Javier Milei di Vatikan, 12 Februari 2024. Vatican Media/Handout via REUTERS
Kunjungi Paus Fransiskus, Presiden Argentina Bawakan Kue Kering dan Biskuit

Presiden Argentina Javier Milei membawa kue kering, biskuit dan hadiah-hadiah favorit Paus Fransiskus untuk memperbaiki hubungan


Aksi Gejayan Memanggil Selamatkan Demokrasi: Jangan Diam, Lawan!

12 Februari 2024

Mahasiswa membentangkan spanduk saat aks #GejayanMemanggil di Simpang Tiga Colombo, Gejayan, Sleman, DI Yogyakarta, Senin, 23 September 2019. Aksi damai ini sebagai aksi menolak pelemahan terhadap upaya pemberantasan korupsi serta mendesak pemerintah dan DPR mencabut UU KPK yang sudah disahkan. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Aksi Gejayan Memanggil Selamatkan Demokrasi: Jangan Diam, Lawan!

Hari ini, Senin, 12 Februari 2024, aksi Gejayan Memanggil hadir lagi di Yogyakarta. Berbagai kritik muncul, termasuk menjaga pemilu dari kecurangan.