TEMPO.CO, Jakarta - Densus 88 Antiteror menangkap dua anggota jaringan teroris Jemaah Ansarut Daulah (JAD) lainnya setelah melumpuhkan empat terduga terorisme di Cianjur pada Ahad dinihari.
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Markas Besar Kepolisian RI Inspektur Jenderal Setyo Wasisto mengatakan dua anggota JAD tersebut berinisial M dan G. Densus 88 menangkap mereka di tempat terpisah, yakni M di Cikarang dan G di Sukabumi.
Baca: Penangkapan Terduga Teroris di Bekasi: Tengah Siapkan Serangan?
"Informasi dua anggota tersebut didapatkan Densus 88 setelah menginterogasi para terduga teroris yang ditembak di Cianjur sebelum meninggal," kata Setyo saat ditemui di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan, pada Ahad, 13 Mei 2018.
Setyo mengatakan dalam penangkapan pada Ahad subuh, polisi menyita sejumlah alat peledak dan dua anak panah yang mengandung bahan peledak. Saat ini, dua anggota JAD tersebut masih dalam pemeriksaan.
Baca: Penangkapan Teroris, Polisi dan Pelaku Baku Tembak di Cianjur
Menurut Setyo, pergerakan jaringan JAD ini berencana akan melakukan penyerangan ke Mako Brimob. Dalam perjalanan menuju Mako Brimob, Densus 88 mampu melumpuhkan empat terduga teroris di Cianjur. Mereka adalah Batti Bagus Nugraha, 21 tahun, Dwi Cahyo Nugroho (23), Agus Riyadi (33), dan Haji Saputra (24). Dari keterangan merekalah, M dan G akhirnya bisa diciduk.
Setyo mengatakan pergerakan jaringan dari JAD sudah terdeteksi oleh kepolisian saat ada aktivitas latihan militer di Sukabumi sejak sebulan lalu. "Info dari intelijen, ada aktivitas latihan militer beberapa waktu lalu di Sukabumi," ujarnya.
Meski begitu, kepolisian belum bisa memastikan apakah sejumlah kejadian teror, termasuk bom bunuh diri di Surabaya merupakan gerakan yang sama. "Penyidik masih menganalisis," kata Setyo.
Baca: Terduga Teroris di Cianjur Ditembak karena Melakukan Perlawanan