TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan kerusuhan di Rumah Tahanan Cabang Salemba di Markas Komando atau Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, pada Selasa malam lalu merupakan pelajaran bagi kepolisian. "Itu pelajaran bagi polisi, walaupun pahit," kata Ryamizard di Kementerian Pertahanan, Jumat, 11 Mei 2018.
Selain itu, dia memperingatkan agar kerusuhan yang menyebabkan lima anggota Brimob tewas itu dijadikan pelajaran bagi Tentara Nasional Indonesia. Ryamizard berharap kejadian serupa tidak terulang. "Jangan sampai yang kedua kalinya sama TNI dengan polisi," ucapnya.
Baca: Mako Brimob Rusuh, Ini Cerita Titipan Makanan yang Jadi Pemicu
Ryamizard mengaku berada di Yordania saat kerusuhan terjadi. Ia menghadiri Sofex Yordan Exhibition 2018 bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto serta komandan jenderal dari Komando Pasukan Khusus, Marinir, dan Pasukan Khas TNI Angkatan Udara.
Mendengar kerusuhan pecah, Ryamizard pun memberi arahan. Menurut dia, tak ada alasan prajuritnya tidak siap menghadapi situasi kerusuhan. "Saya ingin tidak terulang lagi," ujarnya.
Insiden kerusuhan Mako Brimob itu berlangsung 36 jam. Kerusuhan ini mengakibatkan satu tahanan teroris, yakni Benny Syamsu Tresno alias Abu Ibrohim, tewas dan lima personel kepolisian gugur.
Baca: Kapolri Tito Karnavian Berencana Bangun Rutan Khusus Teroris
Lima personel kepolisian yang gugur adalah Briptu Luar Biasa Anumerta Wahyu Catur Pamungkas, Briptu Luar Biasa Anumerta Syukron Fadhli Idensos, Iptu Luar Biasa Anumerta Rospuji, Aipda Luar Biasa Anumerta Denny Setiadi, dan Brigpol Luar Biasa Anumerta Fandy Setyo Nugroho. Kelimanya mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa anumerta.
Pada Kamis, 10 Mei 2018, pukul 07.15 WIB, kepolisian menyatakan tahanan dan narapidana teroris telah menyerahkan diri. Akibat kerusuhan Mako Brimob itu, 145 narapidana dan tahanan dipindahkan ke Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.