TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional Amien Rais menyatakan selama 20 tahun reformasi, Indonesia telah berhasil mewujudkan sejumlah agenda perubahan sesuai yang diharapkan.
Amien menuturkan cita-cita reformasi yang sudah tercapai itu setidaknya bisa dilihat pada empat bidang.
Pertama setelah 20 tahun reformasi, sudah terjadi desentralisasi kekuasaan yang tidak lagi terpusat seperti masa Orde Baru. Hal ini ditandai dengan adanya otonomi daerah yang membuat pemeritah kabupaten, kota dan provinsi lebih bebas membangun daerah masing-masing.
Baca juga: Eks Aktivis Reformasi di DPR Dituntut Dorong Selesaikan Kasus Ini
"Sekarang jalan-jalan, gedung, sekolah dan infrastruktur lain bisa dibangun jauh lebih bagus dibanding saat sentralisasi kekuasaan dulu," ujar mantan Ketua MPR itu di sela menghadiri pengajian menyambut Ramadhan di Masjid Muthohhirin Nitikan, Sorogenen Kota Yogyakarta, Kamis petang 10 Mei 2018.
Kedua, ujar Amien, cita cita reformasi yang sudah terwujud yakni sudah berhasil mengembalikan fungsi ABRI atau TNI ke arah fungsi aslinya yakni untuk bidang pertahanan dan Polri untuk fungsi keamanan.
"Dulu kan ada dwifungsi yang membuat muncul proses tak masuk akal, saat TNI- Polri bisa dapat jatah kursi parlemen 20 persen tanpa ikut pemilihan umum, baik di DPR pusat, tingkat I dan II," ujarnya.
Ketiga, selama 20 tahun reformasi, cita-cita kebebasan pers sudah terwujud. "Bahkan (kebebasan pers yang diberikan) itu hampir maksimal sekarang, sampai kadang-kadang menimbulkan ekses (dampak melampaui batas)," ujar Amien yang juga menjadi saksi sejarah reformasi.
Baca juga: Wapres JK: 20 Tahun Reformasi Hasilkan 3 Perubahan Pokok
Amien pun melihat yang perlu disyukuri dari 20 tahun reformasi adalah juga pasca-kejatuhan Orde Baru rakyat satu sama lain jadi merasa sederajat. Sehingga tidak ada lagi kelompok masyarakat yang merasa lebih unggul atau superior dibanding lainnya.
"Status rakyat yang sederajat ini membuat rakyat sekarang bisa mengawasi pemimpinnya, kalau dulu kan pemimpin yang mengawasi rakyat," ujarnya.
Kondisi ketika pemimpin mengawasi rakyat di masa lalu itulah yang menurut Amien menimbulkan berbagai gerakan. Mulai munculnya kelompok ekstrim kanan,ekstrem kiri sampai penembakan misterius atau petrus.