TEMPO.CO, Jakarta -- Sebanyak empat orang anggota tim Indonesia Automatic Finger Print Identification System (INAFIS) Mabes Polri dan enam peti jenazah tiba di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, sekitar pukul 12.10 dan 12.35 WIB, Rabu, 9 Mei 2018. Peti jenazah tersebut datang setelah enam mobil ambulan dari Mako Brimob Depok membawa enam kantong jenazah ke ruang forensik.
Tim INAFIS yang tiba lebih dulu datang dengan mobil bewarna oranye dan membawa peralatan menggunakan koper. Saat Tempo bertanya ihwal kedatangan itu, tim INAFIS tidak menjawab. Selang beberapa menit kemudian, sebuah truk bewarna kuning datang membawa enam peti jenazah. Saat ditanya siapa pemesan peti tersebut, supir truk juga hanya diam.
Baca: Kerusuhan Mako Brimob, Depok, Dipicu Titipan Makanan Napi
Sejak pukul 11.00 WIB, wilayah ruang forensik RS Polri Kramat Jati dijaga ketat oleh Polisi Militer. Garis polisi terlihat terpasang dalam radius 100 meter dari ruangan tersebut. Terhitung sejak pukul 11.20 hingga pukul 12.00, sebanyak tujuh mobil ambulan bertuliskan Polda Metro Jaya datang membawa enam kantong mayat dari Mako Brimob Depok.
Seperti diketahui sebelumnya, insiden kerusuhan yang melibatkan sipir dan narapidana pecah di Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Hingga kini, kepolisian masih menyelidiki penyebab utama kerusuhan di tahanan narapidana teroris.
BACA: Polisi Klaim Sudah Kendalikan Kerusuhan di Mako Brimob
Berdasarkan catatan, insiden kerusuhan narapidana teroris itu terjadi setelah Densus 88 berhasil menangkap dan memenjarakan tiga orang kelompok Jamaah Ansharut Daullah (JAD). Ketiga orang terduga teroris itu adalah M. Mulyadi, Abid Faqihuddin, dan Anang Rachman alias Abu Arumi.
Ketiganya ditangkap saat merakit bom berjenis Triaceton Triperoxide (TATP) dan berencana melakukan bom bunuh diri di beberapa kantor polisi di Bogor, Jawa Barat. Mereka kini ditahan di Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Kepolisian Divisi Humas Mabes Polri Brigadir Jenderal Mohammad Iqbal menyatakan pihaknya masih bernegosiasi dengan para narapidana teroris di Rumah Tahanan Mako Brimob.
M JULNIS FIRMANSYAH