TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Bambang Soesatyo menilai pemilu 2019 akan berjalan rumit sebab masyarakat bakal menentukan hak suaranya dalam lima lembar surat suara pada satu waktu.
"Ini akan rumit karena dalam sekali memilih masyarakat akan memilih pada lima lebar kertas suara," kata Bambang di Hotel Ambhara, Jakarta, Selasa, 8 Mei 2018.
Baca: KPU Sarankan Bakal Caleg Pemilu 2019 Daftar Lebih Awal
Bambang berpendapat kerumitan juga akan bertambah karena dalam satu lembar surat suara tersebut lebih-kurang akan ada 25 nama calon. Itu pun belum termasuk pemilihan Dewan Perwakilan Daerah serta Dewan Perwakilan Rakyat Daerah tingkat provinsi dan kabupaten kota.
Akibat dari itu, kata Bambang, logo partai politik serta foto calon tidak akan ada dalam lembaran kertas suara. "Kemungkinan nanti logo partai dan foto calon itu ditempel di luar," ujarnya.
Baca: Wapres JK: Pemilu 2019 Paling Rumit di Dunia
Bambang pun menyebut kerumitan belum usai. Sebab, kemungkinan ada juga kondisi sejumlah masyarakat yang mengalami kesulitan membaca, seperti yang sudah lanjut usia atau masyarakat yang berada di daerah. Hal ini tentu akan berdampak dengan waktu yang akan dibutuhkan dalam pemungutan hingga penghitungan suara.
Karena itu, menurut Bambang, salah satu solusinya adalah penyederhanaan partai peserta pemilu ke depan. "Mungkin jika sekarang ambangnya 4 persen, ke depan bisa jadi 6 persen," ucapnya. Sejauh ini, ada 19 partai yang akan mengikuti pemilu 2019.
Bambang pun memandang, jika partai jumlahnya tidak banyak, hal itu akan menekan perpecahan, konflik, bahkan anggaran. Masyarakat juga tidak akan terlalu bingung dalam menentukan hak suaranya. "Menurut saya, kesatuan bangsa lebih penting dari demokrasi," tuturnya.
Baca: Pemilu 2019, Menhan Ryamizard: Pesta Demokrasi Kok Seram-Seraman