TEMPO.CO, Jakarta - Panitia Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi mengingatkan para siswa yang mengikuti seleksi tidak perlu takut menjawab soal-soal SBMPTN. Sekretaris Panitia SBMPTN Joni Hermana mengatakan sistem penilaian seleksi pada 2018 berbeda dengan tahun sebelumnya.
Joni mengatakan tak ada sistem pengurangan poin jika siswa menjawab soal dengan salah. "Siswa diminta untuk tidak takut menjawab semua soal dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada poin negatif jika jawabannya salah," ujar dia di Jakarta, Selasa, 8 Mei 2018.
Baca: Menteri Nasir Minta Kampus Antisipasi Praktik Joki di SBMPTN
Sebanyak 860.001 peserta mengikuti SBMPTN 2018 di seluruh Indonesia. "Angka ini naik 15 persen dibandingkan tahun lalu," kata Ketua Panitia Pusat SBMPTN Ravik Karsidi di Solo, Senin kemarin.
Ia mengatakan dari total peserta tersebut, sebagian mengikuti ujian tulis berbasis komputer (UTDK) dan sebagian lagi mengikuti ujian tulis berbasis cetak (UTDC). Peserta SBMPTN yang mengikuti UTDC sebanyak 833.820 orang, sedangkan sisanya mengikuti UTDK.
Ravik, yang juga Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menyebutkan seribu orang dari yang mengikuti UTDK ini akan menggunakan teknologi berbasis android. "Teknisnya mereka akan mengerjakan di ponsel masing-masing," kata dia.
Baca: Ikut Ujian SBMPTN Berbasis Android? Ini yang Harus Dibawa
Dia mengatakan akan ada panduan yang bisa diikuti oleh peserta yang mengerjakan UTDK berbasis android tersebut. Mengenai peserta yang mengerjakan UTDK berbasis android sejauh ini hanya untuk tes masuk di Universitas Pajajaran. "Ini permulaan, tahun depan diharapkan dapat meluas," katanya.
Dari total peserta SBMPTN yang akan mengikuti tes tersebut 341.290 peserta memilih jurusan sains dan teknologi, 359.140 peserta memilih sosial dan hukum, sedangkan sisanya atau 159.571 orang memilih jurusan campuran. "Seluruh peserta ini akan memperebutkan sekitar 135.000 kursi yang ada di PTN," kata Ravik.