TEMPO.CO, Jakarta - Wadah Aliansi Aspirasi Transportasi Jawa Barat (WAAT Jabar) menyerukan aksi unjuk rasa dibarengi pemogokan angkutan kota atau angkot total di Bandung pada 8-11 Mei 2018. Ketua Umum WAAT Jabar Herman Suherman mengatakan, aksi itu bentuk protes terhadap pemerintah soal penegakan aturan bagi angkutan berbasis aplikasi online. "Segera pasang stiker online dan umumkan ke publik," katanya saat dihubungi Senin, 7 Mei 2018.
Menurut Herman, aksi mogok didorong keresahan sopir angkutan konvensional. Mereka telah menunggu lama sejak November 2017 setelah kesepakatan bersama dengan pemerintah provinsi Jawa Barat soal angkutan khusus berbasis online. "Sampai sekarang transisi terus, hilang kepercayaan dari kami padahal konflik ini sejak 2014," kata Herman.
Baca juga: Pendapatan Anjlok, Sopir Angkot Bandung Tuding Angkutan Online
Dia menolak aksi mogok ini dikaitkan dengan urusan politik. Pastinya, kata Herman, urusan perut awak angkutan konvensional sudah lama terganggu. "Pertimbangan rencana aksi ini sudah dimundurkan waktunya, tapi aksi tidak bisa di bulan puasa," ujarnya.
Selain mogok beroperasi, awak angkutan kota akan berunjuk rasa ke Gedung Sate pada 8 Mei 2018 pukul 09.00 WIB. Pagi sebelumnya, angkot masih bisa beroperasi normal.
Tuntutan aksi menurut Herman terkait penerapan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 108 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek.
Peraturan baru tentang taksi
online itu pengganti sebagian aturan lama pada Permenhub Nomor 26 Tahun 2017 yang dibatalkan Mahkamah Agung. Aturan baru itu diantaranya menyangkut persyaratan uji KIR kendaraan, penggunaan SIM A Umum, dan pemasangan stiker yang harus dipatuhi pengemudi dan pemilik taksi online.
Baca juga: Hapus Citra Angkot Brutal Bandung, Angkot 05 Ganti Tampilan
Aksi mogok angkot diantaranya diserukan ke anggota WAAT Jabar di Bandung Raya, Sumedang, Bogor, Garut, dan Tasikmalaya. Herman mengakui ada pimpinan koperasi angkutan kota yang menolak ikut aksi, namun ada anggotanya yang bakal tetap mogok. "Kami sampaikan ke para ketua pengurus angkot bahwa aksi mogok di segenap penjuru," kata Herman.
Dia memperkirakan para sopir angkot akan kompak mogok massal mulai Selasa 8 Mei 2018. Mereka yang menolak disebutnya tidak akan berani jalan. "Riskan bagi mereka untuk jalan (beroperasi)," ujarnya.