Upaya menjemput generasi muda berdedikasi, punya kompetensi, serta bisa memberdayakan masyarakat sekitar di bidang pendidikan, lingkungan, kewirausahaan, kesehatan, dan teknologi terus dilakukan PT Astra Internasional Tbk melalui program SATU Indonesia Awards 2018 (SIA 2018).
Setelah 24 April lalu, bincang inspirasi SIA 2018 dilakukan di Kota Jambi, maka pada Kamis, 3 Mei 2018, acara serupa dilakukan di Ruang Pinishi, Hotel Clarion, Jalan Bypass, Kendari, Sulawesi Tenggara.
Pencarian sosok inspiratif yang mempunyai idealisme untuk bermanfaat bagi sekitarnya ini, dihadiri dewan juri SATU Indonesia Awards 2018, yaitu Guru Besar Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta Prof Fasli Jalal, Head of Corporate Communications PT Astra International Tbk Boy Kelana Soebroto, dan Head of Environment & Social Responsibility PT Astra International Tbk Riza Deliansyah.
Fasli Jalal memiliki harapan, akan ada dari peserta yang menjadi pemenang di tingkat provinsi atau bahkan tingkat nasional dari kota ini. “Yang terpenting adalah orisinalitas, tantangan dalam menjalankan aktivitasnya, mempunyai dampak dari hasil yang dilakukannya, serta mampu berkelanjutan,” katanya. Potensi menemukan inovator ini besar, karena terdapat 80 ribu pemuda di Indonesia. “Kadang penemu atau inovator tidak merasa apa yang dia kerjakan berdampak positif.” Itu sebabnya SIA 2018 melakukan sosialisasi ke beberapa daerah.
Sedangkan, menurut Riza Deliansyah, kalau sudah pernah turun membantu masyarakat harusnya bisa membuat sebuah inovasi yang bermanfaat untuk masyarakat sekitar.
Pemenang SIA 2017 yang berasal dari Gowa, Sulawesi Selatan, turut membagikan pengalamannya. “Banyak yang tak percaya dari hanya menempel-nempel koran di kandang bebek tapi bisa dapat Rp 70 juta,” kata Jamaludin, Sang Pencerdas Anak Petani dari Gowa. Ia memulai rumah koran di kampungnya. “Kenapa rumah koran ini lahir, karena merasa harus mengabdikan diri ke desa untuk meningkatkan minat baca warga yang rata-rata petani,” ucapnya.
“SATU Indonesia Awards ini seperti membuka tabir, kegiatan kami ini bisa dilihat orang. Saat ini, rumah koran menjadi komunitas terbaik di Sulawesi Selatan dan tahun ini mengikuti kontes komunitas untuk tingkat nasional,” tuturnya. Kemudian, dari rumah koran ini lahir rumah koran yang lain dan sekarang dijawibkan satu desa mempunyai satu rumah baca.
Selain Jamaludin, turut hadir memberikan inspirasi adalah Bambang Sardi dari Palu, Sulawesi Tengah. Ia mendapat predikat, Pembaru VCO dari Tadulako, pemenang SIA 2017 kategori teknologi. Bambang melihat betapa kaya daerahnya dengan tanaman kelapa. “Dari sini, saya membantu masyarakat Parigi untuk memperbaiki hasil panen. Aplikasi teknologi produksi minyak kelapa murni dari kelapa varietas melalui metode fermentasi alami secara terintegrasi,” katanya.
“Saya dulunya dosen. Saya dianggap gila karena memiliki pemikiran yang berbeda dari dosen-dosen lain. Hal yang saya lakukan sederhana, saya hanya ingin membantu masyarakat Sulawesi Tengah, khususnya petani kelapa melalui peningkatan produksi VCO dengan teknologi ,” ujarnya.
Kegiatan bincang inspirasi SIA kedua di Kota Kendari tahun ini mengundang antusias peserta diskusi.