TEMPO.CO, Jakarta - Memperingati Hari PendidikanNasional Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan pendidikan harus mampu menghalau paham radikalisme dan yang bertentangan dengan Pancasila.
“Dengan berbagai persoalan pembelahan identitas saat ini, maka kita sangat memerlukan pentingnya pendidikan kebangsaan,” kata Hasto lewat siaran pers yang diterima Tempo, Rabu, 2 Mei 2018.
Baca: Hari Pendidikan, PGRI Soroti Pelatihan Guru yang Masih Kurang
Hasto mengajak masyarakat meneladani Ki Hadjar Dewantara dan mengingat Taman Siswa sebagai metode pendidikan khas Indonesia. “Dalam Taman Siswa juga diajarkan dasar kepemimpinan dan bagaimana membangun teladan dalam kehidupan yang berpijak pada budaya bangsa,” kata Hasto.
Hasto berujar kualitas guru yang baik perlu untuk menanamkan pendidikan kebangsaan. Menurutnya, pendidikan kebangsaan berpijak pada rasa cinta tanah air dan budi pekerti.
Simak: Hari Pendidikan, Pemerintah Didesak Ubah Aturan Usia Perkawinan
Untuk itu, Hasto juga mendorong agar kualitas guru terus dapat ditingkatkan. “Kaum guru mesti digerakkan, diperhebat kualitasnya, dan ditingkatkan kesejahteraannya,” kata dia.
Hasto berharap guru harus direkrut dari tenaga-tenaga pendidik yang paling hebat, tidak hanya hebat dari kualitas mengajar tetapi juga dari kematangan budi pekerti dan kepemimpinan.
Lihat: Hari Pendidikan, KPAI: 84 Persen Siswa Alami Kekerasan di Sekolah
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi mengajak seluruh pelaku pendidikan dan kebudayaan agar dapat meneladani Ki Hadjar Dewantara. Muhadjir ingin momentum peringatan Hari Pendidikan Nasional dijadikan sebagai introspeksi.
“Saya mengajak pelaku pendidikan untuk melakukan refleksi terhadap usaha-usaha yang telah diperjuangkan di bidang pendidikan dan kebudayaan,” kata Muhadjir.