TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengubah angkutan umumnya yang berbahan bakar minyak ke listrik. Jokowi ingin DKI Jakarta mengikuti langkah Provinsi Shenzen, Cina, yang tahun lalu sukses mengubah 16.300 bus kota dari berbahan bakar fosil ke listrik.
Jokowi menyampaikan permintaan itu saat membuka Indonesia Petroleum Association (IPA) Convention and Exhibition di Jakarta Convention Centre. Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno hadir pula dalam pembukaan.
Baca: Jokowi: Musuh Nomor Satu Kita Buang-buang Waktu
Jokowi menjelaskan, Cina kini berupaya mengganti 100 ribu bus dari menggunakan bahan bakar minyak ke listrik setiap tahunnya. "Ini semestinya dimulai dari Jakarta dulu. Pak Wakil Gubernur di sini hadir, ganti busnya yang listrik supaya enggak kalah dengan yang tadi saya sampaikan," kata Jokowi di JCC, Jakarta, Rabu, 2 Mei 2018.
Menurut Jokowi, langkah Cina mengubah bahan bakar bus-bus kota miliknya menjalar ke kota-kota lain di seluruh dunia. "Dari London, Paris, Los Angeles, Meksiko City, dan sebentar lagi nanti Jakarta. Tapi terserah Pak Gubernur dan Pak Wagub," ucapnya.
Baca: Rupiah Melemah, Jokowi: Fundamental Ekonomi Kita Baik
Ia menuturkan kendaraan listrik di dunia bakal menghilangkan permintaan minyak global sekitar 279 ribu barel per hari atau setara total konsumsi nasional Yunani per tahun pada 2018. "Dari 279 ribu barel per hari yang dihemat, sekitar 233 ribu barel per hari dihemat melalui elektrifikasi bus listrik dan bus angkot," kata mantan Wali Kota Solo itu.
Jokowi berujar harga minyak di dunia dalam beberapa tahun semakin naik. Hal ini akan memicu semakin banyak sektor bergeser ke teknologi-teknologi terbarukan untuk mengurangi ketergantungan pada minyak.