TEMPO.CO, Gorontalo - Bandara Djalaludin Gorontalo kembali beroperasi setelah ditutup dua hari akibat tergelincirnya pesawat Lion Air di bahu landasan pacu. "Kami kembali membuka bandara pada pukul 05.00 WITA," ujar Kepala Bandara Djalaludin Gorontalo Power Sihaloho, Rabu dinihari, 2 Mei 2018.
Pesawat Lion Air yang membawa 174 penumpang dan tujuh orang kru tergelincir pada, 29 April lalu. Otoritas bandara mengumumkan penutupan bandara selama 16 jam untuk mengevakuasi pesawat. Namun karena ada kendala di lapangan, penutupan diperpanjang hingga dua hari.
Proses mengevakuasi pesawat melibatkan tim gabungan dari bagian perawatan Lion Air, Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadaman Kebakaran (PKPPK) Bandara Soekarno Hatta, dan Bandara Djalaludin Gorontalo. Power mengatakan, tim sempat menemui kendala saat menarik pesawat untuk menjauhi landasan.
"Pada evakuasi pertama gagal total karena roda kiri dan kanan amblas ke tanah,” katanya. “Pada evakuasi kedua pesawat sempat bergerak saat roda depan dan roda kanan sudah berada di aspal, tapi sebelah kiri amblas lagi."
Upaya ketiga baru membuahkan hasil dan tim bisa menarik pesawat Lion Air dari landasan pacu. Dengan keberhasilan ini, kata Power, Bandara Djalaludin sudah bisa beroperasi secara normal.