TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Zulkifli Hasan meminta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno dan Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara (PLN) Sofyan Basir menjelaskan secara detail isi rekaman yang beredar di media sosial.
"Agar tidak ada fitnah, agar tidak silang persepsi atau duga-dugaan,” kata Zulkifli di Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat, pada Ahad, 29 April 2018.
Baca: Kementerian BUMN Sebut Percakapan Rini dan Dirut PLN Dipotong
Menurut Zulkifli, Rini dan Sofyan harus memberikan rekaman utuh yang secara lengkap bisa diketahui isi pembicaraannya. “Segera terangkan, jelaskan apa yang terjadi," ucap Ketua Umum Partai Amanat Nasional ini.
Potongan percakapan telepon antara Rini dan Sofyan beredar di media sosial. Potongan percakapan tersebut membahas ihwal saham investasi PLN dan Pertamina. Dalam video itu, nama kakak Rini, Ari Soemarno, disebut-sebut. Sofyan dalam rekaman tersebut juga menyebutkan dia bertemu dengan Ari untuk membahas masalah pembagian saham itu.
Baca: Soal Telepon, PDIP Menilai Rini Soemarno Langgar Perintah Jokowi
Sekretaris Kementerian BUMN Imam Apriyanto Putro menuturkan percakapan antara Sofyan dan Rini menjadi masalah karena tidak ditampilkan secara tidak utuh. "Soal kerja sama dengan swasta itu lumrah," ujar Imam.
Adapun saham yang dibahas Sofyan dalam percakapannya terkait dengan rencana kerja sama antara perusahaan asing dan perusahaan swasta nasional. "Mereka menawarkan (saham) 7,5 persen. Kami minta 30 persen (untuk Pertamina dan PLN). Proyek itu belum jadi sampai sekarang, belum ada (kesepakatan)," kata Sofyan kepada wartawan saat bersama Imam.
Baca: Percakapan Viral dengan Dirut PLN, Menteri Rini Beri Penjelasan?