INFO NASIONAL - Pemerintah Kota Bandung mendapatkan penghargaan Indonesia Health Care Forum (IHCF) Innovation Award 2018 kategori Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT). Penghargaan tersebut didapat atas inovasi Pemerintah Kota Bandung dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat melalui Program Layad Rawat.
Penghargaan diserahkan Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Oscar Primadi, mewakili Menteri Kesehatan Republik Indonesia dan diterima langsung Penjabat Sementara Wali Kota Bandung Muhamad Solihin, di Ballroom Fairmont Hotel, Jakarta, Kamis, 26 April 2018.
Baca Juga:
Indo Healty Care Forum (IHCF) Innovation Awards merupakan program penghargaan kepada instansi dan individu atau kelompok perorangan yang berhasil menjalankan program-program peningkatan pelayanan kesehatan.
Kepala Sub Bagian Tata Usaha UPT Pusat Pelayanan Keselamatan Terpadu Dinas Kesehatan Kota Bandung Eka Anugrah mengemukakan, SPGDT Kota Bandung dinilai berjalan dengan baik, meski masih disadari ada kekurangan yang harus diperbaiki. Sistem yang dijalankan dinilai bagus, bukan hanya karena kerja dinas kesehatan semata, melainkan kerja kolektif dengan pihak kepolisian, Diskar PB, PMI, BPJS, Jasa Raharja, dan Dinsos.
"Kuncinya di kolaborasi. Ini yang dinilai bagus Indo HCF,” ujar Eka.
Baca Juga:
Sejak diluncurkannya Layad Rawat, Eka mengakui, SPGDT Kota Bandung lebih terpadu dan dirasakan langsung kehadirannya di tengah-tengah masyarakat. Masyarakat lebih memahami kehadiran program layanan kesehatan dari Pemerintah Kota Bandung. Hal ini terlihat, paling tidak, dari layanan call center 119 yang lebih banyak diakses masyarakat dibandingkan dengan sebelum adanya Layad Rawat.
“Sekarang rata-rata menerima telepon di call center 119 sampai 4.000 dalam sebulan. Sampai-sampai informasi mengenai kecelakaan dan kebakaran masuk ke kita. Sebelum ada Layad Rawat, call center 119 hanya menerima sekitar 300 telepon dalam sebulan. Bisa dikatakan sekarang tim kami lebih sibuk dari sebelumnya,” katanya.
Ia menambahkan, SPGDT Kota Bandung pun lebih terkoordinasi karena semakin solidnya komunikasi dan koordinasi dengan pihak di luar dinas kesehatan. Selain memasang 12 call center 119 di 12 rumah sakit pemerintah dan swasta, pihaknya pun memasang 8 call center di 8 puskesmas dengan tempat perawatan dan buka 24 jam.
“Ada 20 call center yang tersebar di berbagai fasilitas kesehatan di Kota Bandung. Sementara pusatnya di sini. Dengan penyebaran call center tersebut sangat memudahkan koordinasi, terlebih ditunjang dengan fasilitas komunikasi lain, seperti grup WhatsApp,” tuturnya. (*)