TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) Djayadi Hanan menyebutkan empat kriteria yang bisa menjadi acuan bagi Joko Widodo (Jokowi) memilih pendamping di pemilihan presiden 2019.
Kriteria pertama adalah acceptability atau tingkat penerimaan. “Acceptability-nya harus baik dan diterima semua kalangan, mulai dari partai politik hingga non-parpol, serta tidak memiliki resistensi,” kata Djayadi saat dihubungi Tempo pada Rabu, 25 April 2018.
Baca: Fahri Hamzah: Ada Kejutan untuk Jokowi Menjelang Pilpres 2019
Jokowi yang telah dideklarasikan sebagai capres 2019 belum juga menentukan calon wakilnya. Sejumlah nama pun disebut layak menjadi cawapres Jokowi, di antaranya Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Romahurmuziy, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman, Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) TGB. M. Zainul Majdi, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD.
Selain memiliki kriteria acceptability, menurut Djayadi, cawapres Jokowi harus memiliki kompetensi dan integritas yang sesuai dengan prioritas kerja Jokowi di periode kedua. Ia mencontohkan, jika Jokowi akan berfokus pada pemberantasan korupsi atau akselerasi pembangunan ekonomi, nama Mahfud MD atau Sri Mulyani akan menjadi calon terkuat mendampingi mantan Wali Kota Solo tersebut.
Baca: SBY Sebut Soal Pemimpin Baru, Pengamat: Sulit Kalahkan Jokowi
Kriteria lain adalah elektabilitas. Ia menerangkan, hingga saat ini, belum ada satu pun calon yang memiliki elektabilitas menonjol. “Nama-nama seperti Cak Imin, Rommy, Sri Mulyani, Susi, atau Mahfud MD elektabilitasnya rata-rata masih lima persen,” kata Djayadi.
Kriteria terakhir, menurut dia, adalah chemistry atau kedekatan secara personal dengan Jokowi. Rasa kenyamanan dalam bekerja sama dan memiliki pemahaman yang sama dalam visi dan misi akan menjadi alasan Jokowi memilih wakil.
Djayadi pun menduga Jokowi sudah mengantongi beberapa nama yang akan dipilih mendampinginya dalam kontestasi pilpres 2019. Namun, menurut Djayadi, orang nomor satu di Indonesia itu masih melihat perkembangannya berdasarkan empat kriteria tersebut. “Jokowi masih melihat perkembangan tiga bulan ke depan dalam memilih wakil. Kalau misalnya ekonomi menurun, ya, akan dicari yang bisa membuatnya menjadi stabil,” katanya.