TEMPO.CO, Medan - Unit layanan kesehatan di Indonesia masih kesulitan memenuhi kebutuhan darah di Indonesia yang mencapai 5,1 juta kantong per tahun. Untuk pemenuhan kebutuhan yang tinggi tersebut unit transfusi darah dianggap perlu memperluas akses layanannya kepada masyarakat.
Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Bambang Wibowo mengatakan setiap tahun kebutuhan darah untuk layanan medis tergolong sangat tinggi. Bahkan, berdasarkan data, sembilan persen kematian ibu yang baru melahirkan terjadi karena kebutuhan darah pasca melahirkan tak terpenuhi.
"Jika dilihat dari data WHO, kebutuhan darah di Indonesia per tahun mencapai 5,1 juta kantong, sementara yang terpenuhi hanya sekitar 4,2 juta kantong darah," kata Bambang saat peresmian unit transfusi darah Rumah Sakit Umum Daerah dr Pirngadi Medan, Sumatera Utara, Selasa 24 April 2018.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, unit transfusi darah yang dikelola oleh pemerintah pusat maupun daerah, rumah sakit serta Palang Merah Indonesia disarankan memperluas akses layanan kepada masyarakat. Harapannya, layanan terhadap masyarakat yang ingin donor membaik, serta kebutuhan volume darah terpenuhi.
Selain itu, Bambang mengingatkan agar manajemen Rumah Sakit Umum Daerah memperhatikan mutu, karena pekerjaan yang berkaitan dengan darah memiliki risiko sangat tinggi, terutama terhadap infeksi.
"Ini sederhana namun sangat penting," kata dia. "Darah harus benar-benar diteliti sehingga darah yang diberikan kepada pasien nantinya benar-benar darah yang sudah teruji kualitasnya dan bebas dari darah yang mengandung penyakit."
ANTARA