TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Romahurmuziy alias Romy menyatakan kesiapannya menjadi calon wakil presiden Joko Widodo atau Jokowi. “Tidak ada kata tidak siap kala negara memanggil, atau rakyat memerlukan. Saya kira itu,” kata dia pada wartawan di Bandung, Senin, 23 April 2018.
Romy mengatakan, sebagai ketua umum partai, harus siap untuk dicalonkan menjadi calon presiden atau calon wakil presiden. “Tidak terkecuali Partai Persatuan Pembangunan, karena pintu pencalonan presiden dan wakil presiden itu menurut Undang-Undang Dasar hanya melalui partai politik. Sehingga setiap ketua umum harus siap, berdasarkan Undang-Undang Dasar untuk diajukan sebagai presiden atau calon wakil presiden,” kata dia.
Menurut Romy, PPP belum mengajukan nama pada Presiden Jokowi. “Nama belum diajukan, karena soal nama ini kita sudah sepakat diantara seluruh partai koalisi yang secara resmi sudah mendeklarasikan dukungan pada Pak Jokowi, yaitu 5 parpol mulai dari PDIP, PPP, Golkar, Nasdem, Hanura bahwa kita baru membicarakan calon wakil presiden setelah pilkada serentak digelar,” kata dia.
Baca juga: PPP Menyebut Romahurmuziy Belum Deklarasikan Diri Jadi Cawapres
Romy mengatakan, PPP telah menyatakan dukungannya untuk mencalonkan kembali Jokowi dalam pemilihan presiden 2019 nanti sejak setahun lalu. “Tinggal untuk cawapresnya kita akan bahas bersama-sama dengan seluruh partai koalisi setelah pilkada selesai,” kata dia.
Romy beralasan, pembahasan soal calon wakil presiden ini sengaja ditunda agar konsentrasi masing-masing partai dalam pemilihan kepala daerah serentak 2018 ini tidak terpecah. “Sebelum pilkada ini, masing-masing partai koalisi bisa memiliki pilihan yang berbeda-beda, sehingga tidak ingin pilihan yang berbeda dalam pilkada ini mengganggu komunikasi politik kita pada tingkat nasional untuk calon presiden,” kata Romy.
Romy mengatakan, pekan lalu partainya menyerahkan daftar kriteria calon pendamping Jokowi yang dihasilkan dari Munas Alim Ulama. “PPP melalui Munas Alim Ulama sudah mengajukan kriteria pada Pak Jokowi untuk menjadi pendamping beliau,” kata dia.
Kriteria tersebut diantaranya calon tersebut harus memiliki integritas. Lalu santun, santri, dan memiliki jiwa ulama. Selanjutnya memiliki kompetensi intelektual, punya jiwa muda dan milenial untuk menyesuaikan dengan kondisi demografi saat pemilu presiden nanti dengan 40 persen pemilih berusia 40 tahun ke bawah. “Terakhir bisa diterima dan cocok, bisa diterima dengan irama kerja Pak Jokowi,” kata Romy.
Rekomendasi kriteria pendamping itu dibacakan langsung di depan Jokowi. “Alhamdulillah Pak Jokowi memberikan respon yang baik, bahwa apa yang dihasilkan oleh ulama PPP ini dijadikan pertimbangan beliau untuk memilih calon wakil presiden yang akan datang,” kata Romy.
Baca juga: Jokowi Memuji Gus Romi: Ganteng, Fotonya di Mana-mana
Romy mengatakan, siap menerima siapa saja yang jadi pilihan koalisi partai politik dan Jokowi untuk calon wakil presiden. “Tetapi sesuai dengan harapan ulama, wakil presiden Pak Jokowi itu hendaknya merupakan akomodasi 2 kelompok besar yang membangun NKRI yaitu kelompok kebangsaan dan kelompok agamis. Karena Pak Jokowi sudah menjadi wakil kelompok kebangsaan, sejak Bung Karno dan Bung Hatta, sejarahnya wakil presiden kita sesuai dengan kombinasi kelompok kebangsaan dan kelompok agama,” kata dia.