TEMPO.CO, Jakarta - Luhut Binsar Pandjaitan agak gusar ketika ditanya soal kebenaran kabar, dirinya yang mengusulkan agar Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto menjadi cawapres Joko Widodo atau Jokowi. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman yang dikenal orang dekat Jokowi mengaku mendengar sebaliknya.
“Berita yang sebutkan saya usulkan bowo (Prabowo) maju jadi presiden atau wakil presiden dampingi Jokowi itu ngawur. Tak pernah saya bilang begitu, mengusulkan apalagi,” kata Luhut dengan blak-blakan kepada Wahyu Muryadi dari Tempo di Washington DC, Kamis malam 19 April 2018 waktu setempat.
Sambil menyesap coklat hangat di lobi Hotel Trump International, Washington DC, Luhut menjelaskan secara terbuka pertemuannya dengan Prabowo kepada Tempo. Sebagian cerita, Luhut menolak untuk dipublikasikan, mayoritas Tempo dipersilakan mengutipnya.
Hubungan Luhut dengan Prabowo dikenal dekat. Sebelum bicara terbuka, Tempo bahkan melihta Luhut tengah menerima telepon dari Prabowo ketika tengah berada di Washington DC. Keakraban keduanya terlihat dari panggilan Luhut kepada Prabowo dengan sebutan Wok.
BACA: Prabowo Menelepon Luhut Panjaitan yang Lagi di Washington DC
Isu Luhut menawarkan posisi itu ke Prabowo kian kencang setelah keduanya bertemu secara intens. Pertemuan yang tertutup, namun terpergok media itu berlangsung dua kali. Kepada Tempo, Luhut menjelaskan isi pertemuan tak seperti yang dibayangkan banyak orang seperti itu.
BACA: Apa Kesepakatan Luhut Panjaitan dengan Prabowo?
Luhut juga membantah kabar itu. Ia malah mendengar kabar bahwa Majelis Syuro PKS-lah yang mengusulkan Prabowo mendampingi Jokowi.
Luhut juga membantah dirinya pernah mengusulkan Prabowo maju menjadi capres. “Nggak pernah saya usulkan dia maju jadi capres. Saya cuma bilang kalau mau maju ya majulah.,” ujarnya.
Kabar Luhut yang mengajukan usul ke Jokowi agar Prabowo jadi calon wakil presiden santer dan menjadi kontroversi. Kabar itu disebut oleh Presiden Partai Keadilan Sejahtera atau PKS Sohibul Iman.
Sohibul Iman, mengaku mendengar Luhut meminta Prabowo menjadi calon wakil presiden Jokowi. Sohibul mengatakan Luhut punya kepentingan sebagai utusan Jokowi.
"Pak Prabowo sudah menegaskan di depan utusan Pak Jokowi dalam hal ini Pak Luhut (Binsar Pandjaitan) yang selalu meminta itu, beliau menyampaikan kepada saya bahwa itu tidak mungkin," kata Sohibul usai acara senam dan jalan santai PKS di Balai Kota DKI Jakarta, Ahad, 15 April 2018.
Baca juga: Presiden PKS: Kepada Luhut, Prabowo Menolak Jadi Cawapres Jokowi
Kabar lainnya soal duet Jokowi-Prabowo diungkap Ketua Umum PPP Romahurmuziy saat acara PPP di Semarang, 13 April 2018 lalu. Menurut Romy, alasan Jokowi ingin berkoalisi dengan Prabowo adalah demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Jokowi, kata Romy, saat itu menyinggung soal gaduhnya Indonesia terutama pasca-Pilkada DKI Jakarta. Soal perbedaan di Pilkada DKI Jakarta saja gaduhnya luar biasa. Intoleransi juga meningkat dengan simbol-simbol agama.
BACA: Romy PPP Ungkap Rencana Jokowi Gandeng Prabowo di Pilpres 2019
WAHYU MURYADI