TEMPO.CO, Jakarta- Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subainto membantah pernyataan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan atau PPP Romahurmuziy alias Rommy bahwa ada komunikasi politik antara dia dengan kubu Joko Wododo terkait pemilu presiden.
Menurut Rommy ada utusan yang meminta Prabowo menjadi cawapres Jokowi. "Tidak mengikuti perkembangan Hambalang dia," ujar Prabowo di kantor Dewan Pengurus Pusat Partai Keadilan Sejahtera, Jakarta Selatan, Sabut 21 April 2018.
Baca: Perayaan 20 Tahun PKS, Sohibul Iman Jemput Prabowo Bersepeda
Prabowo merujuk pada Rapat Koordinasi Nasional Partai Gerindra 11 April 2018 di Hambalang yang mendeklarasikan di sebagai calon presiden. Prabowo menyambut deklarasi itu dan menyatakan bersedia diusung menjadi capres.
Namun Prabowo enggan menanggapi lebih jauh soal pernyataan Rommy. Menurut dia, Partai Gerindra sudah memberikan mandat kepadanya agar maju. "Saya sudah dapat perintah dari partai saya," ujarnya.
Simak: Maruarar: Jika Jokowi Duet dengan Prabowo, Tak akan Tertandingi
Sebelumnya, Rommy mengatakan rencana Jokowi untuk menggandeng Prabowo sebagai cawapres. Menurut Rommy, Jokowi beralasan ingin menggandeng Prabowo untuk mencegah perpecahan dan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Rommy berujar ada utusan Prabowo yang menemui Jokowi untuk membicarakan rencana koalisi tersebut. Namun rencana itu belum terlaksana, karena menurut Jokowi baru Rommy yang setuju dengan rencananya itu. Sedangkan partai koalisi lain belum setuju.
Jokowi saat berpitado dalam peringatan Hari Lahir PPP ke-45 di Semarang mengakui intens berkomunikasi dengan Rommy ihwal cawapres. "Itulah Pak Rommy, yang hampir yang tiap hari, hampir tiap minggu ketemu dengan saya. Diskusi masalah partai, diskusi masalah cawapres. Jadi kalau pak Romy sering membocorkan ke media, yang tanggung jawab Pak Rommy," ujar Jokowi