Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mahfud MD: SBY Menangis Karena Dibully Pilkada Tak Langsung

Reporter

image-gnews
Mahfud MD. ANTARA/Dhoni Setiawan
Mahfud MD. ANTARA/Dhoni Setiawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta  - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi yang juga pakar hukum tata negara, Mahfud MD, menuturkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pernah menangis karena dibully di akhir masa jabatannya pada 2014. Saat itu, SBY mendapat tekanan untuk mengembalikan pemilihan kepala daerah (pilkada) secara langsung setelah disahkannya Undang-undang Pilkada.

"Pak SBY dibully habis-habisan. Saat perjalanan ke Amerika Pak SBY nangis di pesawat. Sampai di pesawat Pak SBY  mengeluarkan pernyataan 'saya tidak setuju pemilihan lewat DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah). Harus langsung'," ujar Mahfud dalam diskusi bertema "Ancaman Daulat Rakyat: Pemilihan Kepala Daerah Melalui DPRD" di Jakarta, Rabu, 19 April 2018.

Baca: Ketua KPU: Keinginan Mengembalikan Pilkada ke DPRD Mengecil

Dalam perjalanan sejarah memang sistem pilkada pernah berubah-ubah. Namun, sejak 2014  sistem pilkada langsung terus dipertahankan. Sebelum tahun 1957, pilkada pernah melalui DPRD. Namun, begitu Undang-undang nomor 1 tahun 1957 diterbitkan, kepala daerah dipilih langsung oleh rakyat.

Tak lama kemudian, Presiden Sukarno mengeluarkan dekrit dengan membuat peraturan presiden yang mencabut peraturan pemilihan langsung tersebut. "Karena kata Bung Karno pemilihan langsung itu tidak cocok untuk demokrasi di Indonesia," ujarnya.

Sejak saat itu beberapa kali UU Pilkada berubah. Namun pada era reformasi sejak UU Nomor 32 Tahun 2004, pilkada kembali dilakukan langsung atau tanpa keterwakilan. Pada Februari 2012, Komisi Pemilihan Umum berdasarkan pengalaman-pengalamannya, mengadakan seminar lintas institusi soal pilkada.

Simak: KPU: Beberapa Daerah Sebaiknya Tak Gelar Pilkada Langsung

Scroll Untuk Melanjutkan

"Kesimpulannya, pilkada harus dikembalikan ke DPRD. Itulah sebabnya berdasarkan kesimpulan itu lalu ada follow up pemerintah atas dukungan kami semua pada waktu yang dimotori oleh Pak Gamawan Fauzi mengajukan Rancangan UU Pilkada."

Menurut Mahfud sistem pilkada langsung hilang jika SBY tidak mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu) untuk menggantikan UU Pilkada yang baru ditandatangani pada 30 September 2014. Namun, dua hari berselang, tepatnya 2 Oktober 2014, SBY meneken Perpu tersebut.

Lihat: Mahfud MD Usulkan Kepala Daerah Dipilih DPRD

SBY mencari jalan secepat-cepatnya untuk mengatasi masalah itu. Sehingga begitu mendarat di Amerika, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi mengumumkan bahwa Presiden tidak akan menandatangani kesepakatan DPR dan pemerintah tentang RUU Pilkada yang mengatur pilkada tidak langsung.

Namun, saat ini muncul kembali wacana akan mengembalikan pilkada ke DPRD. Menurut Mahfud, pilkada langsung memang banyak mudaratnya, salah satunya marak politik uang. Karena itu perlu dicari jalan tengah. "Kalau dianggap pilkada langsung itu suatu prestasi kebanggaan demokrasi, bagaimana mengurangi mudarat-mudarat itu."

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Gerindra dan Nasdem Jajaki Koalisi pada Pilkada 2024 di Sulsel, Ini Alasannya

9 jam lalu

Ilustrasi TPS Pilkada. Dok TEMPO
Gerindra dan Nasdem Jajaki Koalisi pada Pilkada 2024 di Sulsel, Ini Alasannya

Rusdin Abdullah digadang-gadang akan diusung sebagai bakal calon Wali Kota Makassar pada Pilkada 2024.


Proliga 2024: SBY Jamu 2 Pemain Asing dan Pelatih Jakarta LavAni Allo Bank, Netizen Memuji

10 jam lalu

SBY menjamu dua pemain asing Lavani, Renan Buiatti dan Mohammad Reza Beik, dan pelatih Nicolas Vives di kediamannya, Rabu malam, 17 April 2024. (Instagram/@lavani-forever)
Proliga 2024: SBY Jamu 2 Pemain Asing dan Pelatih Jakarta LavAni Allo Bank, Netizen Memuji

Langkah SBY menjamu dua pemain asingdan pelatih Lavani mendapat pujian dari netizen, dinilai akan berdampak positif bagi juara bertahan Proliga itu.


5 Kandidat Pilgub Sumsel 2024, Eks Gubernur Heman Deru Vs Mantan Wagub Mawardi Yahya?

10 jam lalu

Gubernur Sumatera Selatan terpilih Herman Deru menunjukkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Daftar Alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun 2019 yang diserahkan oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Selasa, 11 Desember 2018. TEMPO/Subekti.
5 Kandidat Pilgub Sumsel 2024, Eks Gubernur Heman Deru Vs Mantan Wagub Mawardi Yahya?

Kontestasi Pilgub Sumsel 2024, akankah mantan Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru melawan eks Wagub Mawardi Yahya? Siapa kandidat lain?


Pilkada disebut Permainan Pencitraan, Pengamat: Perlu Dorong Popularitas Kandidat

11 jam lalu

Ilustrasi pemilu. REUTERS
Pilkada disebut Permainan Pencitraan, Pengamat: Perlu Dorong Popularitas Kandidat

Menurut Pakar Politik Ujang Komarudin, hal terpenting dalam pilkada adalah elektabilitas para kandidat.


Proliga 2024: SBY Berharap Duet Renan Buiatti dan Reza Beik Perkuat Pertahanan Jakarta LavAni

23 jam lalu

Rekrutan anyar Jakarta LavAni, pemain outside hitter Mohammad Reza Beik saat mendapatkan sambutan dari pemilik klub Susilo Bambang Yudhoyono di Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Kamis (18/04/2024). (ANTARA/Instagram/Jakarta LavANi).
Proliga 2024: SBY Berharap Duet Renan Buiatti dan Reza Beik Perkuat Pertahanan Jakarta LavAni

Apa harapan pemilik klub Jakarta LavAni Allo Bank Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terhadap Renan Buiatti dan Reza Beik di Proliga 2024?


Pengacara Gus Muhdlor Singgung Soal Penetapan Tersangka Bupati Sidoarjo Sebelum Pilpres dan Jelang Pilkada

2 hari lalu

Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali, memenuhi panggilan penyidik untuk menjalani pemeriksaan, di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Jumat, 16 Februari 2024. Ahmad Muhdlor Ali, diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Kasubag Umum dan Kepegawaian BPPD Kabupaten Sidoarjo, Siska Wati, pasca terjaring operasi tangkap tangan KPK, terkait dugaan tindak pidana korupsi berupa pemotongan dan penerimaan uang kepada pegawai negeri di Lingkungan Badan Pelayanan Pajak Daerah Kabupaten Sidoarjo. TEMPO/Imam Sukamto
Pengacara Gus Muhdlor Singgung Soal Penetapan Tersangka Bupati Sidoarjo Sebelum Pilpres dan Jelang Pilkada

Gus Muhdlor dikabarkan akan kembali maju dalam Pilkada 2024.


Pengamat Sebut Prabowo Bisa Redam Tensi setelah Pemilu 2024, Apa Alasannya?

3 hari lalu

Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra sekaligus calon presiden terpilih pada Pilpres 2024 Prabowo Subianto saat ditemui di kediaman Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad, Jakarta, Kamis 11 April 2024. ANTARA/Agatha Olivia Victoria
Pengamat Sebut Prabowo Bisa Redam Tensi setelah Pemilu 2024, Apa Alasannya?

Prabowo Subianto dinilai bisa melakukan rekonsiliasi dengan Megawati Soekarnoputri.


4 Poin Deddy Sitorus soal Rencana Jokowi Bertemu Megawati: Gimik Politik Murahan hingga Temui Anak Ranting PDIP

5 hari lalu

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Deddy Yevri Hanteru Sitorus saat memberikan keterangan kepada wartawan di Media Center TPN Ganjar-Mahfud di Kawasan Jakarta Pusat, Sabtu, 11 November 2023. Tempo/ Adil Al Hasan
4 Poin Deddy Sitorus soal Rencana Jokowi Bertemu Megawati: Gimik Politik Murahan hingga Temui Anak Ranting PDIP

Deddy Sitorus PDIP menyebut rencana Jokowi bertemu Megawati itu hanyalah gimik politik murahan. Dia juga membandingkan Jokowi dengan SBY.


Erwin Aksa Ungkap Strategi Golkar untuk Menang di Pilkada hingga Pilpres 2029

5 hari lalu

Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bidang Penggalangan Strategis Erwin Aksa di Yogyakarta Rabu 12 Oktober 2022. Dok.istimewa
Erwin Aksa Ungkap Strategi Golkar untuk Menang di Pilkada hingga Pilpres 2029

Erwin Aksa membeberkan cara Golkar agar bisa menang di Pilkada dan Pilpres 2029.


Politikus PDIP Sebut Kesalahan Jokowi ke Megawati Lebih Banyak Dibandingkan SBY

6 hari lalu

Suasana open house Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Ibu Negara Iriana dengan pejabat serta warga di Istana Negara, Rabu, 10 April 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Politikus PDIP Sebut Kesalahan Jokowi ke Megawati Lebih Banyak Dibandingkan SBY

Belum cukup sampai di situ, ucap Deddy, Jokowi juga menyalahgunakan kekuasaan dengan cawe-cawe saat pemilu dan menggunakan semua instrumen kekusaan.