TEMPO.CO, Bojonegoro-Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan mengatakan pemilihan presiden (pilpres) hanya agenda rutin lima tahunan. Di alam demokrasi, kata dia, siklus pemilu presiden adalah sesuatu yang biasa.
Karena itu dia mengingatkan agar pilpres tidak sampai menyebabkan hubungan anak bangsa pecah. “Jangan membuat kita pecah,” ujar Zulkifli di acara pembekalan kader PAN di Bojonegoro, Kamis, 19 April 2018.
Baca: Mengapa Pendukung Jokowi Senang Prabowo Maju Pilpres 2019?
Zulkifli menuturkan pemilihan presiden tidak boleh menyebabkan permusuhan dan menghalalkan segala cara. Praktik domba, membenturkan suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) juga mesti dihindari. Menurut Zulkifli, jika cara-cara seperti itu yang dilakukan, semuanya akan rugi. “Kita akan rugi,” ujar Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat itu.
Zulkifli menuturkan PAN bakal membangun koalisi dengan partai lain. Paling tidak, jika setelah pemilihan kepala daerah dan pemilu legislatif PAN mampu meraup 20 persen suara, maka koalisi akan dibangun. Zulkifli ingin koalisi yang dibangun punya kualitas, rasional serta saling menghormati. “Itu yang kita harapkan berdemokrasi,” ujar dia.
Simak: PAN Berupaya Menggalang Koalisi Nasional di Pilpres 2019
Zulkifli berujar sedang berkeliling ke 38 kabupaten/kota di Jawa Timur. Tujuannya membantu pemenangan pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak di pemilihan gubernur. Selain itu, tujuannya berkeliling Jawa Timur juga untuk menyerap aspirasi masyarakat.
Zulkifli mengaku berdialog dengan nelayan yang mengeluh. Meski cantrang sudah oke, tetapi belum ada kepastian soal melaut. Ia juga berdialog dengan petani jagung dan petani garam yang mengeluhkan harganya hancur. “Mereka minta perhatian pemerintah. Tentu nanti kita sampaikan ke pemerintah pusat,” kata dia.
SUJATMIKO