TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto kembali menyinggung pernyataan yang menyebut Indonesia akan bubar pada tahun 2030 dalam rapat kerja nasional Forum Kerukunan Umat Beragama di Hotel Bidakara, Rabu, 18 April 2018.
"Sekarang angkat tangan siapa yang setuju 2030 Indonesia bubar? Ya tidak ada toh," kata Wiranto kepada ribuan peserta Rakornas FKUB yang hadir. Peserta hening mendengar pertanyaan Wiranto.
Baca: Soal Pidato Indonesia Bubar 2030, Prabowo: Ini untuk Kita Waspada
Menurut Wiranto, Indonesia harus tetap ada sampai kapanpun. Untuk itu, perlu ditanamkan sikap optimisme dalam diri rakyat bangsa Indonesia. "Ini tempat untuk anak cucu kita hidup. Harus optimis. Presiden juga mengatakan agar kita selalu tetap optimis," ujarnya.
Wiranto mencotohkan, ihwal latar belakangnya sebagai militer. Sebagai pimpinan TNI saat itu, Wiranto mesti memberikan optimisme ke anak buahnya. "Misal kalau saya hanya punya satu regu, tapi menghadapi musuh 100. Tidak boleh saya katakan sebentar lagi mau mati," ujarnya. "Harus memberikan (sikap) optimis."
Pernyataan Indonesia bubar pada 2030 pertama kali dilontarkan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. Ia mengatakan sudah ada kajian di negara-negara lain yang menyatakan Indonesia akan bubar pada 2030.
Baca: Prabowo Sebut Indonesia Bubar 2030, Jokowi: Harus Optimistis
Wiranto membantah itu dan meyakini pada tahun 2030, Indonesia tidak akan bubar bahkan justru semakin berkembang. Berdasarkan survei Waterhouse Coopers, Indonesia akan berada di peringkat lima raksasa ekonomi dunia pada tahun 2030 dengan estimasi nilai produk domestik bruto mencapai US$ 5.425 miliar. "Pada 2050 akan berada di peringkat empat," ujarnya.
Menurut Wiranto, prediksi bahwa Indonesia semakin berkembang bukan merupakan ramalan yang fiksi. Namun, berdasarkan siret yang dilakukan suatu lembaga yang dapat dipercaya. "Survei tersebut justru memberi semangat bahwa Indonesia akan tumbuh menjadi negara maju," kata dia.
Sejauh ini, menurut dia, memang ada orang yang tidak melihat kinerja pemerintah. "Itu orang yang kuper (kurang pergaulan). Sekarang sudah masuk ke peta jalan yang benar," kata Wiranto.
Baca: Wiranto Bertemu SBY, PDIP: Menjelang Pilpres Seksi Sibuk Itu Ada