TEMPO.CO, Jakarta - Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Marsekal Hadi Tjahjanto meminta prajurit dan PNS TNI tidak ikut meneruskan atau menyebarkan isu-isu tidak jelas yang dibuat pihak tak bertanggung jawab. Tujuannya agar dapat membawa kesejukan untuk masyarakat menjelang pemilihan kepala daerah dan pemilihan presiden 2019.
“Masyarakat harus lebih dewasa dalam bersikap di media sosial,” demikian pesan tertulis Panglima TNI yang dibacakan Perwira Staf Ahli Tingkat III Bidang Polkamnas Panglima TNI Laksda Muchammad Richad pada upacara 17-an di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa, 17 April 2018. Menurut Panglima, kegaduhan yang ditimbulkan oleh pesan yang tidak jelas akan merugikan masyarakat sendiri.
Baca: Panglima Tegaskan Netralitas Prajuit TNI dalam...
Jika masyarakat meminta konfirmasi, kata Hadi, prajurit TNI bisa menyampaikan penjelasan yang tidak memperkeruh suasana. Ia mengingatkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Kemajemukan ini telah disadari para pendahulu dan pendiri bangsa, sehingga menjadikan Bhinneka Tunggal Ika semboyan bangsa Indonesia.
“Sejak awal, para pendiri negara ini telah menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan kesukuan, agama, dan golongan.” Menurut Hadi, kesadaran itu harus terus dipegang dan dijadikan pedoman agar bangsa Indonesia yang kaya dengan sumber daya alam ini dapat menjadi bangsa yang besar, maju, dan disegani bangsa-bangsa lain di seluruh dunia.
Baca: Panglima TNI: Kasus Tank dan Kapal...
Hadi mengatakan kesadaran untuk menghormati dan menghargai perbedaan serta menjunjung tinggi kepentingan bangsa dan negara sebagai kepentingan yang lebih besar akan selalu menjadi simpul strategis pemersatu bangsa. Ia berpesan agar keikutsertaan beberapa purnawirawan TNI dalam pilkada tidak boleh mempengaruhi netralitas prajurit TNI.
Tugas TNI, kata Panglima TNI, adalah mengamankan dan menjamin suksesnya pesta demokrasi. "Tidak boleh dirusak oleh sikap yang tidak netral.”