TEMPO.CO, Jakarta - Pertemuan dua tokoh penting ini: Luhut Binsar Panjaitan dengan Prabowo Subianto menjadi sorotan dan gunjingan politikus di tengah memanasnya situasi menjelang Pemilu Presiden 2019. Luhut, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dikenal menjadi orang dekat Presiden Jokowi. Ia dulunya juga komandan Prabowo Subianto saat keduanya masih aktif di militer. Adapun Prabowo, eks Danjen Kopassus yang kini menjadi Ketua Umum Partai Gerindra akan menjadi rival Jokowi lagi pada Pilpres 2019.
Spekulasi berkembang, rangkaian pertemuan dua jenderal secara empat mata itu mengandung deal-deal politik. Sejumlah politikus, salah satunya Presiden PKS Sohibul Iman menyebut, Luhut mendorong peluang untuk menduetkan Jokowi dan Prabowo. Cerita yang sama juga disampaikan Ketua Umum PPP Romahurmuziy.
Baca: Luhut Panjaitan Jelaskan Soal Pertemuannya dengan Prabowo
Kepada Tempo, Luhut membenarkan rangkaian pertemuannya dengan Prabowo, termasuk pertemuan terakhirnya pada Senin 16 April 2018 di Resto Sumire, Hotel Grand Hyatt, Jakarta. Pembicaraan setengah kamar itu sebenarnya adalah yang kesekian kalinya. "Saya memang ketemu dengan Pak Prabowo, bisa setiap minggu sekali. Kalau dia mau ketemu, ya, saya temui saja," kata Luhut saat ditemui di Bandara Incheon, Korea Selatan, Selasa pagi, 17 April 2018. Luhut berada Bandara Incheon untuk transit sebelum ke Washington DC, Amerika Serikat untuk menghadiri pertemuan dengan eksekutif World Bank dan International Monetary Fund (IMF).
Menurut Luhut, banyak hal yang dibicarakan meski ia menolak merinci isi pertemuan itu. Tapi Luhut menyebutkan dalam diskusi tentang situasi terakhir dengan Prabowo, mereka menyepakati sejumlah hal. Misalnya soal bagaimana untuk kepentingan bangsa dan negara, persaingan politik yang sehat dalam Pemilu Presiden. "Untuk national interest, kami sepakat tak boleh berantem," kata Luhut.
Baca: Presiden PKS: Kepada Luhut, Prabowo Menolak Jadi Cawapres Jokowi
Kesepakatan itu, menurut Luhut, termasuk tidak digunakannya isu agama yang saling mendiskreditkan dalam kampanye mendatang. Prabowo dan dirinya, kata Luhut, setuju untuk selalu bicara program dan dalam kampanye. "Profesionalisme saja, bicara program" ujarnya.
Luhut mengaku mengenal Prabowo sejak masih berpangkat kapten, sementara Prabowo saat itu masih menjadi letnan. Menurut Luhut, Prabowo adalah sosok yang nasionalis dan negarawan. Ia percaya Prabowo akan tetap menjaga kondisi demi kebaikan negeri ini dengan tidak memecah belah persatuan bangsa. "Jangan juga sebarkan fitnah, " Luhut menambahkan.