TEMPO.CO, BOGOR - Partai Solidaritas Indonesia optimistis memenangkan Pemilihan Umum 2019. Ketua Umum PSI Grace Natalie menargetkan partainya meraih kursi lebih dari sepuluh persen di parlemen. "Jadi minimal dua digit lah (perolehan) di Pemilu," kata Grace saat ditemui di daerah Sentul, Bogor, Minggu 15 April 2018.
Grace menyebutkan setidaknya ada tiga alasan dia optimistis partainya bakal laris manis dipilih dalam kontes politik mendatang. Pertama, Grace mengatakan PSI memiliki mekanisme juri independen dalam merekrut calon anggota legislatif. Sehingga menurut dia, siapa pun ketua umum, sekretaris jenderal, pembina, maupun pengurus partainya, tidak bakal bisa mengintervensi proses seleksi.
"Selain ada juri independen, disiarkan pula melalui medsos. Jadi kami membangun sistem," kata Grace.
Kedua, wanita 35 tahun itu menuturkan caleg yang diusung partainya juga bukanlah merupakan elite partai. Dia menuturkan caleg yang diusulkan oleh partainya memiliki kompetensi yang beragam dan memang datang untuk mengabdi.
"Rata-rata kalau dicek, mereka bekerja dengan bidang masing-masing, ada orang bank, dosen, dokter, entrepreneur dan lainnya. Jadi bukan pengangguran," ujar wanita yang pernah menjadi jurnalis televisi itu. Sehingga menurut dia, para caleg yang diusung partainya itu adalah orang yang sebenarnya sudah nyaman di dunia masing-masing namun memiliki kemauan untuk berjuang menjadi calon legislatif.
Grace memberi contoh, partainya baru saja mengumumkan bergabungnya aktivis lingkungan Agus Sari yang bergabung menjadi bakal caleg PSI. Agus dikenal sebagai CEO Landscape Indonesia atau PT Bentang Alam Indonesia, perusahaan jasa yang bergerak di bidang pengelolaan lanskap berkelanjutan. Dia juga pernah menjabat Deputi Bidang Perencanaan dan Pendanaan di Badan Pengelola REDD+ yang kini telah melebur dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Ketiga, Grace berujar partainya tengah menyiapkan mekanisme pelaporan untuk para perwakilannya di parlemen anti. Dengan mekanisme itu nantinya masyarakat bisa turut memantau laporan dari anggotanya. Selain memperoleh laporan, kata Grace, masyarakat juga bisa memberikan umpan balik maupun aspirasinya kepada para anggota dewan dari PSI.
"Nah, ditengah kemuakan publik pada politik yang jahat dan korup rekam jejaknya selama ini, PSI menawarkan sesuatu yang beda untuk menjadi obat dari penyakit tadi," kata Grace. Sehingga dia menegaskan kepercayaan dirinya bahwa PSI bakal laku dipilih masyarakat. "Masa sih enggak dipilih, logikanya kan sederhana."
Kini, dia menuturkan tantangan yang dihadapi partainya adalah mencari cara untuk memperkenalkan partai yang baru pertama kali berlaga di pemilu itu kepada masyarakat. "Kami harus memutar otak di tengah larangan kampanye dan sumber daya, sehingga masyarakat bisa mengenal PSI dengan biaya murah," ujar dia.
CAESAR AKBAR