TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pengurus Masjid Agung Sunda Kelapa Aksa Mahmud meminta organisasi ekonomi remaja masjid, Indonesian Islamic Youth Economic Forum (ISYEF), tidak dibawa ke ranah partai politik.
"Pesan saya, jangan dibawa ke parpol ini organisasi. Ini organisasi ekonomi remaja masjid yang arahnya adalah akhirat, jangan dibawa ke politik. Jangan sampai masuk politik di sini. Kita betul-betul ibadah dan basisnya ekonomi," kata Aksa dalam pembukaan diskusi Awakening The Power of Economic From Masjid di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Ahad, 15 April 2018.
Baca: Masjid Merah di Kota Cirebon Peninggalan Masa Kolonial
Aksa khawatir ISYEF akan bernasib serupa dengan dua organisasi Islam yang berubah haluan menjadi gerakan politik, yaitu Serikat Dagang Islam dan Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI). Padahal, menurut Aksa, pada awal kemerdekaan Indonesia, Serikat Dagang Islam dibentuk tokoh-tokoh Islam untuk membicarakan masalah ekonomi dan membangkitkan ekonomi Islam Indonesia. Sedangkan BKPRMI, kata dia, juga bergeser dari ekonomi menjadi politik.
Aksa juga meminta organisasi remaja masjid, seperti ISYEF, bisa konsisten dengan tugas utamanya, yaitu sebagai kebangkitan ekonomi umat. "Karena itu, ini adalah organisasi remaja masjid sebenarnya. Tadi dikatakan bahwa bagaimana tugasnya memakmurkan masjid dan masjid memakmurkan jemaahnya," ujarnya.
Lihat: Jusuf Kalla Cerita Persaingan dengan Alwi Hamu dan Aksa Mahmud
Ia berharap kehadiran ISYEF bisa menambah kemakmuran jemaah dengan mempelajari masalah ekonomi. Dengan begitu, akan lahir kekuatan di semua sektor, yakni orang-orang yang berbasis masjid dan pesantren.
Sebab, kata dia, masjid selama ini selalu dimanfaatkan untuk mendengarkan ceramah dan pengetahuan agama. "Sekarang bisa melalui institusi menambah pengetahuan jemaah masalah ekonomi. Jadi jangan kita ke masjid hanya dengar ceramah agama," ucapnya.
ISYEF didirikan 106 organisasi remaja masjid dan komunitas pemuda Islam dari berbagai kota. Menurut ketua panitia deklarasi ISYEF, Atras Mafazi, organisasi itu dibentuk dari semangat anak-anak muda untuk menghidupkan kembali peran masjid seperti pada zaman Rasulullah SAW. Menurutnya, pada masa Rasulullah SAW, masjid tidak hanya digunakan untuk ibadah, tapi juga menjadi pusat aktivitas sosial dan ekonomi.