TEMPO.CO, Semarang - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy alias Rommy mengatakan rekomendasi Musyawarah Nasional Alim Ulama ke-2 PPP akan dilaksanakan setelah pemilihan kepala daerah serentak. Menurut dia rekomendasi itu belum merujuk pada satu nama calon wakil presiden Joko Widodo.
"Munas Alim Ulama PPP tidak menetapkan secara spesifik, tetapi Ketua Majelis Syariah Partai menyampaikan kepada saya agar penetapan ini menunggu pada saat memang Presiden menyerukan partai politik berkumpul membahas nama wapres," ujar Rommy usai penutupan acara peringatan Hari Lahir PPP ke-45 di Semarang, Sabtu, 14 April 2018.
Baca: Jokowi Sering Diskusi Soal Cawapres dengan Romahurmuziy PPP
Siapa cawapres Jokowi yang dikehendaki ulama PPP, Romy belum bisa berspekulasi. Ia berujar hanya membacakan hasil rekomendasi serta meminta masyarakat mendukung hasil rekomendasi tersebut.
"Saya tidak mau berspekulasi mengarah ke siapa, karena PPP tidak sedang mendorong nama. Tapi kita meminta kepada seluruh masyarakat Indonesia yang mendukung Pak Jokowi untuk bersama-sama menggenapi apa yang telah kami sampaikan," kata Romy.
Simak: Hadiri Harlah PPP ke-45, Jokowi Kenakan Sarung Hijau
Jika saatnya Jokowi meminta dibahas, kata Rommy, maka yang diharapkan bisa dipilih adalah orang yang terbaik sesuai dengan kebutuhan sebagai presiden. Rekomendasi, kata Rommy, bisa jadi jatuh pada orang yang mendekati kriteria ideal dari arahan para ulama.
"Ada pilihan ideal, dan tidak ideal. Yang ideal tentu semua terpenuhi. Yang tidak ideal, kemudian semua tidak terpenuhi, kita akan diskusikan bersama. Itu baru kriteria yang diajukan Alim Ulama PPP. Kita harus bicara dengan partai lain (yang berkoalisi)," ucap Rommy.
FITRIA RAHMAWATI