TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman mengatakan Indonesia bakal menanggung malu pada dunia internasional jika pemilihan presiden 2019 hanya diikuti oleh satu pasangan calon, padahal rakyat Indonesia saat ini sekitar 250 juta orang.
"Masa cari capres-cawapres cuma dapat satu paslon. Dua paslon juga sedikit, saya maunya minimal kayak Pilkada DKI, tiga paslon," kata Sohibul di acara Pelatihan Perempuan Siaga Dasar (Latansa) di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta pada Ahad, 8 April 2018.
Baca: Politikus PKS Mardani Ali Sera Bikin Gerakan #2019GantiPresiden
Sohibul mengklaim pihaknya adalah partai terdepan menyuarakan calon presiden alternatif di luar calon inkumben, Presiden Joko Widodo (Jokowi). PKS telah mendeklarasikan 9 orang kadernya sebagai bakal calon presiden atau wakil presiden.
Meski begitu, Sohibul mengatakan memang peluang munculnya poros ketiga dalam pemilihan presiden 2019 itu kecil. Sebab, poros ketiga ini harus diikuti oleh tiga partai politik.
Saat ini, setidaknya ada dua bakal poros di pilpres 2019. Poros pertama adalah pendukung capres inkumben, Jokowi yang diisi oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Hanura, dan Partai Nasional Demokrat.
Baca: Menanti Calon Presiden atau Cawapres PKS? Catat Jadwalnya
Poros kedua adalah koalisi PKS dan Partai Gerindra yang hingga kini belum memiliki siapa calon presiden jagoannya. Nama yang disebut-sebut bakal jadi capres adalah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Sementara itu, masih ada tiga partai yang belum menentukan sikap, yaitu Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional, dan Partai Kebangkitan Bangsa.
"Nah paslon ke-3 ini sulit. Enggak bisa dua partai, minimal tiga partai. Kalau tiga partai, yang satu jadi capres, satu cawapres, lah yang satu lagi kempes atau apes," kata Sohibul.
Baca: Kata PKS Soal Pertimbangan Gerindra dalam Pencalonan Prabowo