TEMPO.CO, Jakarta-Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko mengatakan telah dua kali berobat kepada Mayor Jenderal Terawan Agus Putranto atau dokter Terawan. Moeldoko mengaku pengobatan Terawan berefek positif pada kesehatannya.
"Saya pernah merasakan keseimbangan. Kadang-kadang mungkin sudah usia keseimbangan berkurang, saya konsultasi dan dieksekusi dokter Terawan dan tidak ada apa-apa," kata Moeldoko usai menghadiri Dharma Santi di Markas Besar Tentara Nasional Indonesia Cilangkap, Sabtu, 7 April 2018.
Baca: Moeldoko: Dokter Terawan Tetap Tim Medis Kepresidenan
Moeldoko menuturkan tiga minggu lalu ia berobat ke dokter Terawan yang juga Kepala Rumah Sakit Pusat Angatan Darat (RSPAD). Terawan mempraktikan metode cuci otak atau Digital Subtraction Angiography (DSA). Moeldoko mengatakan semua hal yang yang dipraktikan Terawan merupakan hal yang sudah teruji ilmiah.
"Bukan ngawur-ngawuran. Dilihat dulu indikatornya. Ada alatnya yang melihat, ada indikator keseimbangan tubuh kita kurang. Di mana ketidakseimbangan dilihat lagi. Setelah itu, ada terapinya," kata Moeldoko.
Simak: Sakit Vertigo, Prabowo Diselamatkan Dokter Terawan
Sebelumnya, Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Ikatan Dokter Indonesia (MKEK IDI) memecat Terawan dari keanggotan IDI selama 12 bulan. Sekretaris MKEK Pengurus Besar IDI, Pukovisa Prawiroharjo, mengatakan keputusan tersebut diambil setelah MKEK memproses laporan soal Terawan sejak beberapa tahun lalu. "Proses pemecatannya sudah berlangsung tahunan-lah," kata dia saat dihubungi pada Rabu, 4 April 2018.
Menurut surat yang beredar tertanggal 23 Maret 2018 tersebut, MKEK menetapkan Terawan melakukan pelanggaran etik serius dari kode etik kedokteran. Surat tersebut hanya ditandatangani oleh Ketua MKEK PB IDI, Prijo Sidipratomo. Dalam surat itu tidak tercantum tanda tangan Ketua Umum IDI Muh Adib Khumaidi.
Atas pemecatan itu, Terawan mengatakan belum menerima surat tersebut. Jenderal bintang dua itu juga mengatakan akan mengikuti komando atasannya terkait pemecatan itu.