Anggapan masyarakat bahwa pendidikan bukanlah sesuatu yang penting masih banyak terdapat di berbagai pelosok Indonesia. Mereka umumnya berpikir demikian karena menilai bahwa pendidikan pada akhirnya akan berujung untuk mencari uang. Jadi, ketika sejak usia muda sudah dapat bekerja dan menghasilkan uang, mereka akhirnya tidak tertarik lagi untuk melanjutkan pendidikan, bahkan tidak jarang di antara mereka yang sudah dinikahkan oleh orang tuanya sebelum memasuki usia dewasa.
Permasalahan ini ternyata menggelitik kepedulian seorang pemuda dari Desa Kanreapia, Gowa, Sulawesi Selatan. Ia bernama Jamaluddin, seorang lulusan S2 dari Universitas Muslim indonesia untuk jurusan Manajemen. Pengalamannya pernah putus sekolah memberikan pandangan baginya tentang betapa penting pendidikan bagi seseorang. Tidak hanya sebagai pendukung pekerjaan yang memberikan penghasilan bagi masa depan, namun terlebih dari itu pendidikan adalah dasar penting bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Kepedulian Jamaluddin berfokus pada tingginya angka putus sekolah di desa tempatnya berasal. Para orang tua banyak yang tidak tertarik memberikan pendidikan cukup bagi anak-anak mereka. Dengan penuh rasa peduli, Jamaluddin pun menyadari sangat perlunya peningkatan kemampuan literasi serta pendidikan bagi masyarakat. Awalnya ia sering melakukan berbagai sosialisasi kepada para petani untuk rajin membaca dan berorganisasi. Namun, kemudian hal ini berkembang menjadi pendirian sebuah tempat untuk para petani membaca dan belajar berorganisasi yang dinamakan Rumah Koran.
Walaupun seringkali menghadapi banyak tantangan seperti masalah biaya dan sengketa bangunan yang disewa sebagai Rumah Koran, namun Jamaluddin tidak patah semangat untuk terus berjuang. Hasilnya, kini banyak anak-anak di tempatnya berasal yang semakin tertarik melanjutkan sekolah kembali, bahkan mencapai jenjang kuliah. Upayanya menggagas Rumah Koran untuk mewujudkan literasi dan menghapus buta aksara di kalangan petani berikut anak-anak mereka inilah yang akhirnya membuat Jamaluddin menerima penghargaan Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2017 dari kategori pendidikan.
Untuk mengetahui lebih lanjut kisah Jamaluddin dan Rumah Korannya, silahkan kunjungi website www.satu-indonesia.com .
BAYU SATITO / TIM INFO TEMPO