TEMPO.CO, Jakarta - Baku tembak terjadi antara Tentara Nasional Indonesia dengan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat di Banti, Tembagapura, Mimika, sejak Ahad 1 April 2018. Seorang anggota TNI Prajurit Satu Vicky Rumpasium, anggota Yonif 751/Raider tewas dalam insiden bersenjata tersebut.
"Dari kejadian kontak tembak tersebut pihak TNI satu orang atas nama Pratu Vicky Rumpasium asal dari Sorong Papua gugur, kata Kepala Penerangan Komando Daerah Militer XVII/Cendrawasih, Kolonel Infanteri Muhammad Aidi dalam keterangan tertulisnya, Selasa 3 April 2018.
Sebelum kontak tembak tersebut, Aidi mengatakan terjadi pembakaran Rumah Sakit di Utikini yang diduga dilakukan kelompok bersenjata. Selain itu ada juga pembakaran gedung sekolah SD dan SMP serta sejumlah rumah warga.
Selanjutnya Aidi mengatakan KKSB menduduki sejumlah kampung di Distrik Tembagapura antara lain Utikini, Longsoran, Kimbeli, Banti 1 dan Banti 2, serta Opitawak.
Baca juga: Begini Maklumat Kapolda Papua untuk Kelompok Bersenjata di Mimika
"Mungkin ini adalah realisasi dari ultimatum KKSB yang sebelumnya disiarkan di berbagai media bahwa mereka menyatakan perang terhadap TNI-Polri," kata Aidi.
Aidi mengatakan TNI bergerak ke arah kampung-kampung yang dikuasai kelompok bersenjata untuk membebaskan kampung-kampung tersebut.
Mereka terdiri dari Yonif 751/R 20 orang, Yonif 754/ENK 20 orang dan Brigif 20/IJK 10 orang.
"Kelompok KKSB sepertinya sudah siap menerima kehadiran aparat keamanan sehingga terjadi kontak tembak antara TNI dan kelompok KKSB," kata Aidi.
Namun Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat yang dikonfirmasi Tempo mengatakan bahwa aksi baku tembak itu terjadi karena pihak TNI menghalangi upaya mereka menutup PT Freeport.
Baca juga: Polda Papua Imbau 21 DPO Kelompok Bersenjata Menyerahkan Diri
"Betul, dari kemarin sampai hari ini kontak senjata,” kata Panglima Operasi Komando Daerah Pertahanan III Kalikopi TPNPB Hendrik Wanmang kepada Yusuf Manurung dari Tempo, Senin, 2 April 2018.
Menurut Hendrik, seorang anggotanya tewas dalam kontak tembak tersebut. Bentrok TNI dan pasukan Hendrik juga mengakibatkan satu warga sipil tewas, Eru Beanal, 10 tahun. Hendrik mengklaim serangan senjata dari TNI mengenai rumah Eru yang kemudian menyebabkan terjadi kebakaran.