TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyatakan belum melihat adanya kendala pada pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) 2018. "Sementara ini tidak ada kendala karena sudah diantisipasi," kata Muhadjir setelah meninjau pelaksanaan UNBK di SMK 6 Jakarta, Senin, 2 April 2018.
Ia menuturkan, untuk mengantisipasi kendala aliran listrik maupun jaringan Internet, pihaknya telah melakukan kerja sama dengan PLN dan Telkomsel. Sedangkan, untuk pengawasan, Kemendikbud melibatkan beberapa pihak, yakni Indonesia Corruption Watch dan Ombudsman.
Baca juga: Mendikbud Tinjau Pelaksanaan UNBK di Dua SMK Negeri Jakarta
Menurut Muhadjir, pelaksanaan UNBK sudah lancar, baik, dan sesuai dengan ketentuan dari Kemendikbud. Bahkan, untuk pengawasan pelaksanaannya juga sudah cukup baik karena melibatkan guru dari sekolah lain. "Bahkan, menteri saja tidak bisa masuk ke ruang kelas untuk melihat," ujarnya.
Ia menuturkan target secara substantif pelaksanaan ujian diharapkan akan meningkatkan kualitas dari soal ujiannya yang berbasis komputer. Apalagi, sekarang pemerintah memasukkan secara bertahap standar yang disebut dengan higher order thinking skill test (HOTST) yang menjadi standar sampai 2025.
"Sistem ini dapat mengetahui kemampuan siswa-siswa kita yang sudah menggunakan HOTST itu," ujarnya.
Baca juga: Ini Pesan Menteri Muhadjir Effendy Menjelang UN dan USBN
Target lainnya, pelaksanaan UNBK diharapkan semakin bisa dipertanggungjawabkan tingkat kejujurannya dan standarnya. Tujuannya, kata dia, agar tidak terjadi perbedaan yang terlalu jauh antarwilayah.
Namun, jika masih ditemukan adanya kendala, akan dijadikan dasar untuk melakukan perbaikan-perbaikan terutama di wilayah-wilayah yang masih tertinggal dari segi kualitas pendidikannya. "Sekarang tidak ada target kelulusannya. Mestinya harus lulus semua dan jujur dalam pelaksanaannya."